Intisari-Online.com - Berhati-hatilah saat memilih hewan kurban atau membeli daging ternak. Jika tidak selektif memilih, tubuh Anda akan terkontaminasi zat-zat berbahaya karena memakan hewan ternak, khususnya sapi, yang diberi makan sampah oleh pemiliknya.
"Balai penelitian hewan merekomendasikan agar sapi yang diberi makan sampah untuk tidak dikonsumsi," tekan Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Distanhut) Kabupaten Sleman Widi Sutikno, Senin (7/10/2013).
Ia mengungkapkan, daging sapi pemakan sampah mengandung residu logam berat sehingga sangat berbahaya jika dimakan. Walau demikian, Widi menegaskan bahwa para peternak di wilayah Sleman bebas dari sapi yang diberi makan sampah.
Ini karena mereka sudah memiliki kesadaran akan bahayanya daging sapi pemakan sampah. "Kami selalu mengingatkan agar pedagang juga berhati-hati," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Distanhut Sleman Suwandi Azis mengaku, pihaknya pernah menemukan sapi yang kesehatannya bermasalah dan merekomendasikan kepada pembeli agar hewan ternak itu tidak dipotong.
"Kita sarankan agar dikembalikan kepada pedagang, dan menukarnya dengan ternak yang sehat," ucapnya.
Saat pemotongan kurban pada hari raya Idul Adha, pihaknya juga menyarankan agar panitia tidak menggunakan alas plastik kresek hitam untuk menyimpan daging. Sebaiknya, pilih plastik jenis bening untuk wadah.
"Kresek hitam itu mengandung bahan daur ulang yang bersifat karsinogenik (pemicu kanker), jadi gunakan yang jenisnya bening," katanya.
Pihaknya juga mempersilakan jika ada panitia pemotongan hewan kurban Idul Adha yang ingin konsultasi dengan petugas posko. Masyarakat juga bisa meminta bantuan pengecekan kondisi ternak.
"Silakan saja hubungi nomor telepon yang tertera di pengumuman posko. Layanan ini gratis," pungkasnya. (kompas.com)