Intisari-Online.com - Belakangan ini makin banyak orang yang mengurangi asupan makanan berbahan dasar susu. Penyebabnya adalah banyak studi yang mengatakan bahwa susu dapat memicu pertumbuhan sel kanker. Akan tetapi benarkah hal itu? Apakah susu adalah kawan atau lawan untuk badan?
Sebuah studi terbaru menyatakan bahwa memakan produk berbahan dasar susu dapat menurunkan resiko penyakit metabolik dan obesitas tipe dua. Studi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian CHU de Québec dan Universitas Laval ini melihat efek keseluruhan pola makan seseorang terhadap kesehatan metabolisme.
Para peneliti melihat efek konsumsi produk berbahan dasar susu ini pada 250 orang yang memiliki metabolisme sehat. Ternyata mereka yang memakan susum keju, yogurt, dan mentega memiliki kadar gula dan tekanan darah lebih rendah.
Hingga saat ini orang mungkin masih takut mengonsumsi susu karena masih dipertanyakan efeknya sebagai kawan atau lawan untuk badan. Sebanyak 45% dari partisipan riset ini tidak mengonsumsi susu sebanyak jumlah yg dianjurkan; dua hingga empat porsi per hari.
Tidak bisa dipungkiri, makanan berbahan dasar susu sangat tinggi lemak jenuh. Sebanyak kurang lebih 60% dari populasi dunia memiliki kesulitan untuk mencerna susu. Hal ini menyebabkan reaksi konstipasi, diare, ruam kulit, jerawat, dan masalah pernapasan.
Kasus radang kronis dan kanker juga sering dikaitkan dengan konsumsi produk berbahan dasar susu. Oleh karenanya banyak orang yang mengikuti pola makan Mediterania; hanya mengonsumsi sayur buah, lemak sehat (seperti olive oil), kacang, ikan, dan sedikit daging merah.
Hingga kini para peneliti memang masih belum bisa menyimpulkan apakah produk berbahan dasar susu merupakan kawan atau lawan bagi tubuh. Masih dibutuhkan riset lebih jauh untuk mengetahui efek susu bagi tubuh. Jadi mungkin tak ada salahnya untuk tetap mengonsumsi susu dan keju favorit Anda asal masih dalam takaran yang wajar (Foxnews).
Penulis | : | Lila Nathania |
Editor | : | Lila Nathania |
KOMENTAR