Intisari-Online.com -Jika tidak segera ditangani, sindrom pramenstruasi (PMS) bisa berujung pada hipertensi. Penelitian terbaru menemukan, Pada beberapa kasus kasus hipertensi yang meningkat di kalangan wanita muda, penelitian terbaru yang diterbitkan di American Journal of Epidermiology menganggap, sindrom pramenstruasi (PMS)-lah yang menjadi “tersangka utama”.
Para peneliti menjelaskan, kondisi PMS yang buruk memiliki kontribusi terhadap hipertensi, seperti disfungsi sistem renin-angiotensin aldosteron yang mengatur keseimbangan natrium, volume darah, dan penyempitan arteri.
Para peneliti juga menganalisis data yang dikumpulkan dari 116.686 perempuan di Amerika Serikat yang telah berpartisipasi dalam Nurses Health Study II (NHS2). Mereka meneliti perempuan berusia 25-42, tentang sejarah medis mereka dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, seperti merokok dan penggunaan kontrasepsi oral.
Responden juga diminta menjawab kuesioner setiap dua tahun setelah dimulainya studi untuk memperbarui informasi tentang faktor risiko dan melaporkan diagnosis baru. Kuesioner tersebut menilai terjadinya gejala PMS, dan dampak pada kesehatan mereka sehari-hari.
Hasil penelitian menunjukkan, perempuan dengan gejala PMS yang buruk memiliki risiko 40% lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi selama 20 tahun berikutnya dibandingkan dengan wanita yang mengalami gejala menstruasi biasa.
Dan risiko tersebut bahkan lebih tinggi bagi perempuan dengan usia di bawah 40 tahun. Dengan kata lain, perempuan muda yang sering mengalami kondisi PMS yang buruk, seperti nyeri perut, pegal-pegal, pusing, lemas, mual, kehilangan gairah, hingga perasaan sensitif yang tinggi, memiliki risiko tiga kali lipat lebih banyak untuk terserang hipertensi dibandingkan dengan wanita tanpa PMS.
Penelitian lebih lanjut memang diperlukan. Terlepas dari itu, peneliti menyarankan para perempuan yang kerap diganggu dengan gejala PMS untuk melakukan diet sehat demi mengurangi gejalanya. Salah satunya dengan mengasup vitamin B tiamin dan riboflavin yang bisa mengurangi gejala PMS sebanyak 25-35%.(Tribunnews.com)