Jarang Bersentuhan, Salah Satu Penyebab Menurunnya Kualitas Orgasme

Ade Sulaeman

Editor

Jarang Bersentuhan, Salah Satu Penyebab Menurunnya Kualitas Orgasme
Jarang Bersentuhan, Salah Satu Penyebab Menurunnya Kualitas Orgasme

Intisari-Online.com - Kenikmatan puncak saat berhubungan seksual alias orgasme ternyata ikut berubah kualitasnya seiring dengan usia.

Ketika seorang pria memasuki tahap kehidupan menikah dan memiliki anak, orgasme mereka tak lagi terasa sepanas seperti di masa bulan madu.

Berikut adalah beberapa penyebab menurunnya kualitas orgasme:

1. Banyak pengalih perhatian

Saat Anda masih hidup berdua saja dengan pasangan, ketika berhubungan seks pun Anda bisa 100 persen fokus pada pasangan.

Namun menjaga fokus yang sama saat berusia pertengahan akan lebih sulit, terlebih saat ada begitu banyak pengalih perhatian, seperti pekerjaan, keuangan, dan juga anak.

Otak kita berperan penting dalam tercapainya orgasme. Untuk mencapai klimaks, ada beberapa bagian otak yang aktif. "Hal itu akan lebih sulit dicapai jika pikiran kita melayang ke mana-mana," kata Darius Paduch, kandidat profesor bidang urologi dan reproduksi dari Weill Cornell Medicine.

Ia menjelaskan, persepsi kita terhadap orgasme dan kualitas orgasme juga dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu untuk meningkatkan kembali fokus pada sensasi bercinta, jangan segan untuk memberi sentuhan dan terbuka pada sentuhan dari pasangan.

Melakukan pijatan adalah cara paling efektif untuk rileks dan juga mengalihkan fokus kita dari hal-hal harian yang sering menjadi beban pikiran.

2. Jarang bersentuhan

Saat kita pertama kali menjalin hubungan dengan pasangan, rasanya sulit untuk berjauhan dengannya. Bergandengan tangan, memeluk, atau mencium, sangat sering kita lakukan.

Seiring dengan bertambahnya usia pernikahan, sentuhan-sentuhan kecil yang mengekspresikan rasa cinta sudah semakin langka. Padahal, kondisi itu ikut berpengaruh pada kualitas orgasme.

Dalam penelitian, pasangan yang jarang bersentuhan memiliki kemungkinan sulit mencapai orgasme 2,4 kali dibanding dengan pasangan yang sering berpelukan, berpegangan tangan, atau berciuman. Sentuhan akan meningkatkan sensasi keintiman dan mengurangi rasa terasing.

3. Penurunan testosteron

Hormon testosteron berperan penting dalam sensasi orgasme. Sayangnya, seiring bertambah umur kadar hormon ini terus berkurang.

Penurunan testosteron juga mengurangi libido, mengurangi kekerasan ereksi di pagi hari, dan bereiiko sulit ereksi. Kadar testosteron yang rendah juga menurunkan volume semen.

4. Kegemukan

Memiliki berat badan berlebih menjadi salah satu penghalang tercapainya orgasme berkualitas. "Pria yang obesitas mengubah testosteron mereka menjadi estradiol," kata Paduch.

Penelitian menunjukkan, kelebihan estradiol dapat menghalangi ereksi. Kemungkinan ini terjadi karena terganggunya rileksasi otot halus di bagian penis.

5. Gangguan kesehatan lain

Masalah pada orgasme juga bisa mencerminkan gangguan kesehatan secara umum. Misalnya saja adanya diabetes yang tidak terkontrol sehingga saraf menjadi rusak dan tidak mampu merasakan sensasi penetrasi.

(kompas.com)