Intisari-Online.com - Masalah pada vagina cukup sering dialami perempuan, baik yang sudah menikah ataupun belum menikah. Mulai dari nyeri atau terdapat benjolan yang mencurigakan. Banyak pula masalah ini yang dianggap sepele, sehingga tidak ditangani segera mugkin yang akan membahayakan. Oleh karena itu, ketahuilah enam masalah vagina pada perempuan berikut ini:
1. Vulvodynia
Ini merupakan rasa nyeri yang lama pada vulva (daerah sekitar vagina), yang tidak disebabkan oleh infeksi atau kondisi medis lainnya. Tidak ada yang yakin 100% mengenai penyebab masalah ini. Namun, hal termungkin yang terkait adalah faktor hormon, peradangan, atau masalah saraf, seperti cedera atau peningkatan kepadatan saraf di vulva.
Nyeri pada vulvodynia mungkin menyerang secara tidak pasti, namun beberapa kegiatan yang memicu adalah olahraga, berhubungan seksual, atau mengenakan pakaian terlalu ketat. Beberapa perempuan yang mengalami masalah ini merasa nyeri di banyak bagian pada daerah vulva, namun beberapa juga merasa sakit pada bagian pembukaan vestibular saja (daerah tepat di pintu masuk ke vagina).
2. Trikomoniasis
Masalah ini merupakan penyakit menular seksual (yang kadang disebut trich) karena ada organism kecil yang juga disebut trichomonas vaginals. Terkadang, akan tampak sesuatu berbusa, cairan kunig, dan iritasi pada vagina. Seringkali tidak ada gejala yang ditunjukkan dari penyakit ini. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, 3,7 juta orang Amerika mengalami masalah ini, namun hanya sekitar 30% dari mereka yang menunjukkan gejala.
Sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah pada vagina terdapat parasit tersebut atau tidak. Trichomonas mudah disembuhkan dengan antibiotik, dimana pasangan seksual juga harus mendapatkannya. Tidak hanya itu, pasangan harus menahan diri berhubungan seksual selama pengobatan.
3. Bacterical Vaginosis (BV)
BV berbeda dengan infeksi lain karena tidak disebabkan oleh “penyerbu asing”. Ini sebenarnya merupakan pertumbuhan berlebih dan perubahan dalam komposisi bakteri yang biasanya hadir dalam vagina. Tidak ada yang tahu persis mengapa bakteri buruk dapat merusak, namun berganti-ganti pasangan seksual menjadi salah satu faktor yang berperan. Gejala yang muncul adalah cairan yang dikeluarkan berwarna abu-abu dan berbau amis.
Jika mengalami tanda tersebut, segeralah pergi ke dokter kandungan dan pastikan bahwa itu memang BV, bukan infeksi jamur atau infeksi menular seksual. Meski tidak begitu berbahaya, namun dokter akan memberikan antibiotic untuk menyelesaikan masalah ini. BV dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi lainnya, termasuk HIV.