Intisari-Online.com - Ada fenomena baru di Amerika Serikat belakangan ini. Di sana, sekitar 34 juta orang mengonsumsi pil melatonin dan ini kabarnya mendongkrak penjualan pil ini mencapai US$378 juta pada 2014. Kenapa demikian? Usut punya usut, pil melatonin diklaim ampuh sebagai “obat tidur” alami.
Pertanyaannya kemudian, seberapa efektivkah pil ini menjadi obat tidur? Dan apakah bagaimana keamanannya?
Kita tahu, melatonin sebenarnya merupakan hormon yang dilepaskan oleh kelenjar pineal di otak. Hormon ini mengatur irama sirkadian tubuh atau jam biologis 24 jam yang memberi tahu kapan kita harus tidur dan bangun. Melatonin juga bisa kita temukan di beberapa makanan seperti tomat, beras, barley, zaitun, dan juga kacang walnut. Itu sebabnya FDA mengizinkan versi sintetisnya dijual bebas.
Tak hanya itu, pil melatonin juga dapat membantu kita tidur saat mengalami jet lag. Secara umum seseorang yang minum suplemen ini mampu tertidur tujuh menit lebih cepat dan tidur delapan menit lebih lama.
Meski demikian, melatonin bukan berarti tidak punya efek samping. Sekitar 20% pengguna yang disurvei mengatakan mereka mengalami rasa grogi dan pusing keesokan harinya. Orang yang mengonsumsi pil ini juga sebaiknya tidak mengemudi kendaraan keesokan harinya.
Tak hanya itu, melatonin juga bisa mengganggu kerja obat hipertensi dan diabetes. “Bukan hanya itu, suplemen juga tidak diatur dengan ketat, sehingga apa yang ada di label belum tentu itu yang berada dalam pil,” kata Marvin M. Lipman, penasehat medis Consumer Report's.
Jika kita ingin mengonsumsi obat ini sebagai obat tidur alami, baiknya kita memilih yang berdosis rendah. Penelitian menunjukkan, pil dengan dosis 1-3 miligram sudah cukup untuk sebagian besar orang. Lebih dari itu semua, jadilah konsumen yang cerdas.
(Kompas.com)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR