Intisari-Online.com - Anemia atau kurang darah ternyata sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin dalam darah dan umumnya disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh. Jangan anggap remeh anemia pada anak!
Anemia sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Perkembangan kognitif anak sekolah akan terganggu akibat badan yang lesu dan cepat letih, hal ini kemudian akan memengaruhi prestasi belajar, kemampuan fisik, dan prestasi olahraga yang menurun.
Seseorang yang menderita anemia, akan mudah terserang penyakit serta gangguan pertumbuhan. Pada anak perempuan yang menderita anemia, ini akan memiliki dampak yang berlanjut. Ini dikarenakan mereka merupakan calon ibu, dimana nantinya akan melahirkan. Jika tidak diatasi, masalah ini akan dapat meningkatkan risiko perdarahan pada saat persalinan yang akan menimbulkan kematian. Calon ibu yang menderita anemia juga bisa melahirkan bayi dengan berat lahir yang rendah.
Anemia dapat mengakibatkan terhambatnya transfer oksigen yang memperlancar metabolisme sel-sel otak, juga dapat mengganggu metabolisme lemak mielin yang berfungsi mempercepat antar impuls saraf, perilaku, serta konsentrasi. Jika seseorang terkena anemia defisiensi zat besi sejak bayi, maka pada usia memasuki prasekolah dan usia sekolah, anak akan mengalami gangguan konsentrasi, daya ingat rendah, kapasitas pemecahan masalah rendah, hingga kecerdasannya.
Untuk mencegah anemia, anak-anak yang berusia kurang dari satu tahun disarankan untuk mengonsumsi makanan pendamping ASI, yang kaya zat besi dan vitamin C. Untuk anak diatas satu tahun, dianjurkan untuk mengonsumsi susu formula dan skrining melalui terapi.
Nah, mulai sekarang jangan anggap remeh anemia pada anak!