Intisari-Online.com – Kita semua mungkin pernah tersedak duri ikan ketika makan. Tak hanya duri ikan, dalam beberapa kasus ada yang tersedak gigi palsu, tutup polpen, staples, bahkan jarum pentul. Lalu bagaimana cara menanggulangi tersedak jarum pentul atau duri ikan atau staples?
Menurut dr. Wahju Aniwidyaningsih, MD, PhD, Head – Division of Interventional Pulmonology and Respiratory Critical Care di RS Persahabatan, dalam dunia medis, benda asing yang tersedak di saluran pernapasan dapat membahayakan setiap orang. Benda dengan ukuran besar dapat menyumbat daerah pita suara (laring) yang mengakibatkan kita kesulitan untuk bernapas. Tidak menutup kemungkinan, kondisi ini juga bisa terjadi pada benda asing yang berukuran kecil.
Contohnya, bila tersedak jarum pentul yang biasanya terjadi pada wanita berhijab. Jika orang yang tersedak jarum pentul itu kesulitan untuk bernapas, kita dapat menolongnya dengan menggunakan manuver heimlich. Caranya, dengan memosisikan korban secara berdiri atau duduk, lalu berdirilah di belakangnya. Setelah itu beri dorongan (pukul) pada bagian punggung korban dengan dasar telapak tangan kita. Hal ini kita lakukan untuk memberikan suatu tekanan, dan diharapkan bisa mengeluarkan kembali jarum pentul yang tersangkut di tenggorokkan.
Pada jarum pentul yang tersedak dan turun ke saluran napas bawah, mungkin tidak akan menyebabkan sumbatan. Namun, bila dibiarkan dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk bagi kesehatan korban.
Biasanya dokter akan memulai dengan rontgen atau CT-scan untuk mengetahui letak jarum pentul tersebut. Selanjutnya dokter akan melakukan tindakan untuk mengelurkan jarum pentul dengan menggunakan alat yang bernama bronkoskop fleksibel. Alat ini merupakan slang fleksibel yang dilengkapi dengan kamera mikro dan alat khusus untuk menarik benda asing. Selain bronkoskop fleksibel, kita juga bisa menggunakan bronkoskop rigid untuk mengeluarkan benda asing yang relatif lebih besar. Seperti tutup pulpen, gigi, atau gigi palsu.
Bagi mereka yang tertelan duri ikan, biasanya ditangani oleh dokter THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan) ). Duri ikan ini umumnya tersangkut di tenggorokan bagian belakang (dinding faring).
Artikel ini juga dipublikasikan di Majalah Intisari Edisi Februari 2016.