Intisari-online.com – Selama bertahun-tahun, Rob dan Paul Forkan, Britania bersaudara, enggan menginjakkan kaki di Sri Lanka di mana orang tua mereka, Kevin dan Sandra, tewas dalam tsunami Samudera Hindia –10 tahun yang lalu–salah satu bencana alam terburuk di dunia yang pernah tercatat.
Mereka yang pada saat itu berusia 17 dan 15 tahun sedang merayakan Natal bersama keluarga di Weligama, sebuah kota kecil di pantai selatan Sri Lanka. Minggu pagi itu, mereka sekeluarga terbangun karena mendengar jeritan-jeritan dan gelombang tsunami yang menerjang hotel tempat mereka menginap.
"Awalnya kami tidak ingin kembali, tapi rasanya sekarang adalah waktu yang tepat," kata Rob. "Tahun lalu kami kembali untuk melakukan sebuah proyek dan kami telah mengurusnya, kami telah kembali dan menghadapinya."
Tahun 2015 mendatang, Forkan bersaudara berencana kembali ke Sri Lanka untuk kegiatan amal mereka, Orphans for Orphans, yang membangun sebuah rumah untuk anak-anak yang telah kehilangan orangtuanya atau pun hal lain. Kegiatan amal ini didukung dari keuntungan Gandys, sebuah perusahaan yang mereka dirikan pada tahun 2011 di Britania, untuk membuat sendal jepit yang berwarna.
“Bisnis sendal jepit dan kegiatan amal kami memiliki nilai-nilai dan visi, dan menjadikan satu warisan dari orangtua kami,” kata Rob Forkan pada the Guardian
Sekolah di Sri Lankayang mulai dibangun pada bulan lalu itu dibantu oleh masyarakat setempat, yang akan menajdi proyek terbesar mereka. Sebelumnya, mereka juga melakukan charity dengan mendanai guru-guru dan perawat di India selama satu tahun dan membelikan perlengkapan sekolah untuk lebih dari 100 anak-anak di Asia.(theguardian.com)