Intisari-Online.com -Terkait jatuhnya AirAsia QZ8501 yang dihubungkan dengan mitos Ratu Junjung penguasa Selat Karimata, Komandan Kodim 1014 Pangkalan Bun, Letkol (Inf) Suparman mendatangkan Asri Izam ke posko evakuasi di Pelabuhan Kuman. Asri dianggap sebagai orang yang punya kemampuan membantu pencarian kapal hingga pesawat yang 'disembunyikan' di bawah laut Karimata.
"Itu (lokasi pesawat) masih tertutup. Namanya alam, ada yang gaib. Harus percaya. Makhluk gaib juga ciptaan Allah," kata Suparman, seperti dilansir oleh Tribunnews.com. “Pengetahuan masyarakat lokal tidak boleh diremehkan. Apalagi, justru nelayan lokal yang awal kali memberikan informasi tentang dugaan lokasi jatuhnya pesawat.”
Sesajen lantas disiapkan di atas tiga tampah yang terhampar di meja poskos. Isinya, sejumlah telur ayam kampung yang dirabun, beras kuning di laut, ayam kampung yang dirabun, gaharu serupa dupa, hingga tembakau linting yang bertuliskan 'Lam Alif'.
Juga ada lima bendera dari kertas minyak tertancap di atas sesajen tersebut. "Ini kepercayaan ninik datuk laut supaya mereka bisa memberi keterangan," ujar Asri Izam.
“Kalau saya mengisi pengajian, banyak ibu-ibu yang cerita perihal kemistisan luat di Kumai,” tambah Mudatsirudin, pria yang sudah 17 tahun tinggal di Pangkalan Bun. Dari warga, ia juga mendapatkan cerita tentang penunggu laut, siapa lagi kalau bukan Ratu Junjung Buih.
Ratu Junjung Buih penguasa Selat Karimata konon kerap menganggu, baik nelayan atau pesawat yang terbang di atas perairan tersebut. Dan saat terjadi kecelakaan kapal, perahu atau pun pesawat, warga pun menggelar ritual ralungan. "Ada saja ibu-ibu yang cerita seperti itu, mereka cerita banyak tentang mahkluk halus yang menganggu nelayan.”