Betlehem Kota Kelahiran Yesus, Kok Bisa Natalnya Berbeda-beda?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Meskipun kecil, Kota Betlehem menduduki tempat khusus di kalangan umat Kristen. Di tempat inilah Yesus dilahirkan. Lucunya, Natal dirayakan pada hari-hari yang berbeda di kalangan aliran utama agama-agama Kristen di sana (Wikipedia Commons)
Meskipun kecil, Kota Betlehem menduduki tempat khusus di kalangan umat Kristen. Di tempat inilah Yesus dilahirkan. Lucunya, Natal dirayakan pada hari-hari yang berbeda di kalangan aliran utama agama-agama Kristen di sana (Wikipedia Commons)

Betlehem tempat Yesus dilahirkan. Lucunya, Natal dirayakan pada hari-hari yang berbeda di kalangan aliran utama agama-agama Kristen di sana.

Penulis: Yds. Agus Surono untuk Majalah Intisari edisi Desember 1999

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Jauh sebelum menjadi tempat kelahiran Yesus, nama Betlehem (dalam bahasa Yahudi berarti Rumah Roti) sudah disebut dalam Kitab Perjanjian Lama.

Dalam Kejadian 35: 16 - 19 diceritakan bahwa Rahel meninggal setelah melahirkan anaknya (Benyamin) ketika sedang menuju ke Efrata. Di sisi jalan menuju Efrata itulah Rahel dikuburkan. Suaminya, Yakub, mendirikan tugu di atas makam istrinya.

Makam Rahel ini merupakan tempat sakral bagi orang Yahudi. Juga bagi orang Muslim dan Kristen.

Bentuknya sederhana, dengan dominasi warna putih. Di makam yang dibangun oleh Sir Moses Montefiore tahun 1860 inilah, orang mendaraskan doa memohon kesuburan dan bisa melahirkan dengan aman.

Sempat dikuasai sejumlah kerajaan

Betlehem adalah kota kecil yang terletak di atas bukit batu dengan ketinggian sekitar 800 m di atas permukaan laut. Letaknya tidak jauh dari Yerusalem, arah timur menuju ke Hebron.

Selain perpaduan dua budaya Barat dan Timur, lokasi Betlehem sendiri juga mempesona di pinggir Bukti Yudea yang subur dan Gurun Yudea yang, tandus sebagai latar belakang.

Maka, di samping menyajikan lokasi peziarahan, alam Betlehem pun menarik wisatawan untuk berkunjung.

Di situ ada Biara Mar Saba di gurun yang elok; Herodion, kompleks istana Herodes yang memikat dengan bentuk seperti gunung berapi; kebun anggur dan pohon zaitun di Cremisan yang bertingkat rapi dan bersih; maupun kampung Beit Jalla yang atraktif.

Dalam sejarahnya yang panjang, Betlehem pernah dikuasai oleh beberapa kerajaan: Romawi, Bizantium, Arab, Crusader, Mamluk, Turki, Inggris, Yordania, sebelum akhirnya jatuh ke tangan Israel.

Meskipun di bawah hukum bukan Kristen, Betlehem tetaplah menjadi pusat peziarahan komunitas Kristen. Saat ini, selain didominasi gereja, tentu banyak juga masjid di sana.

Betlehem akhirnya berkembang menjadi kota sibuk yang dihuni oleh Muslim Arab dan Kristen. Banyak pula Kristen Arab yang berprofesi sebagai pemahat dan tukang kayu.

Mereka masih menggunakan bahasa Arab, seperti ucapan assalamualaikum. Bahkan ada seorang wartawan yang sempat merekam ketika mereka melakukan sembahyang di gereja.

Ketika diputar kembali, yang mendengar mengira orang itu bersembahyang di masjid. Meski begitu, seperti halnya Nazareth, Betlehem adalah pusat gerakan misi Kristen dengan adanya biara, sekolah, rumah sakit, maupun rumah yatim piatu.

Pusat penyembah berhala

Untuk menandai tempat kelahiran Yesus, Betlehem membangun Gereja Kelahiran Kristus. Dibangun di atas gua di mana Yesus dilahirkan, gereja ini pernah hancur akibat ulah manusia.

Pada abad ke-7, misalnya, gereja ini dirusak oleh bangsa Persia. Lucunya, mereka berhenti merusak gara-gara mosaik yang ada di situ. Dalam mosaik itu tiga orang Majus yang mencari Yesus digambarkan berpakaian ala Persia.

Gereja yang berbentuk basilika bergaya Romawi ini dibangun tahun 326 oleh Kaisar Konstantin. Meskipun menjadi tempat kelahiran Yesus, namun dua abad setelah kematian Yesus Betlehem malam menjadi pusat penyembah berhala.

Tak aneh kalau pintu masuk gereja dibuat kecil. Ini memang disengaja untuk menghindari masuknya para penyembah berhala yang biasa masuk bersama binatang peliharaan mereka untuk merampok gereja.

Pada masa perang salib, pintu ini dibuat lebih pendek. Maksudnya agar pasukan musuh yang mengendarai kuda tidak bisa masuk ke gereja.

Lokasi gereja didasarkan pada informasi dari penduduk setempat bahwa di pinggiran desa ada gua di antara pepohonan. Pepohonan itu lalu ditebang dan bebatuan yang tidak berguna dibuang.

Tahun 529 Kaisar Justinian merestorasi bangunan berbentuk salib ini. Semuanya memerlukan korban, termasuk gempa yang menimpa tahun 1834 dan kebakaran yang merusak perabotan pada 1869.

Banyak aliran agama Kristen di Betlehem yang berkepentingan dengan gereja ini. Permasalahan semakin mencuat ketika tahun 1855 Sultan Turki yang berkuasa waktu itu menyerahkan wewenang gereja ke komunitas Ortodoks Yunani --sementara Gereja St. Chaterine yang berada di sampingnya milik umat Katolik.

Anehnya, dari sinilah perayaan Natal dikumandangkan melalui televisi. Sekarang hanya ada tiga aliran utama agama Kristen yang diakui berbagi bagian di gereja ini, namun merayakan Natal pada hari yang berbeda.

Katolik (bersama dengan Melkite, Maronite, dan Gereja Katolik Siria) merayakan pesta Natal tanggal 24 Desember. Untuk Kristen Ortodoks Yunani dan Siria Timur hari Natal jatuh pada tanggal 6 Januari. Yang terakhir adalah Ortodoks Armenia yang menyelenggarakan pesta Natal pada tanggal 18 Januari!

Pada tempat di mana Yesus dilahirkan dipasang bintang perak. Bintang yang menjadi petunjuk tiga orang Majus itu diperbarui tahun 1717, dengan tulisan, "Hic de Virgine Maria a Jesus Christus natus est, 1717.

"Ikan, ikan!”

Rangkaian dari Gereja Kelahiran Kristus adalah The Milk Grotto Church, yang terletak di Jalan Milk Grotto. Menurut legenda, perawan Maria tinggal di gua ini bersama bayinya dalam perjalanannya ke Mesir.

Selama menyusuri bayinya, beberapa tetes susunya jatuh dan membuat batu yang terkena berubah warna menjadi putih. Sekarang bebatuan itu dikorek untuk dijual ke peziarah dan dipercaya bisa memperlancar ASI.

Selain itu, banyak wanita yang datang ke sini dan berdoa. Mereka juga percaya bahwa batu putih itu bisa membantu memperbaiki ASI mereka.

Seperti sudah disebut, bangunan yang menarik dikunjungi adalah Biara Mar Saba. Biara yang tertutup untuk wanita ini terletak di Padang Gurun Yudea.

Namun bagi wanita yang ingin melihat biara ini disediakan menara khusus, namanya Tower of Women. Biara Mar Saba didirikan oleh St. Saba tahun 482.

Masa emas biara ini terjadi pada abad VIII dan IX. Biara ini juga terimbas oleh gempa tahun 1834.

Jenazah St. Saba diperlihatkan di gereja utama. Dulu sempat dipindah di zaman perang salib tapi dikembalikan oleh Paus Paulus VI.

Banyak tulang belulang biarawan yang menjadi korban dalam penyerbuan besar-besaran oleh tentara Persia bisa dilihat di sini.

Decak kagum akan keluar jika melihat Herodion, yang dibangun oleh Raja Herodes antara tahun 24 dan 15 SM. Letaknya yang di atas puncak gunung membuat tempat itu seperti kawah.

Untuk naik, sekarang sudah ada tangga yang terbuat dari marmer putih. Tidak jelas apakah Raja Herodes dimakamkan di sini seperti permintaannya.

Sebagai tempat ziarah, Betlehem memang menarik wisatawan dari luar Betlehem. Banyak warga Indonesia yang berziarah ke sini. Maka jangan kaget jika ada kosakata bahasa Indonesia terlontar dari mulut penjaja cindera mata jika mereka tahu kita berbicara bahasa Indonesia.

Contohnya, kata ikan yang mereka pakai untuk menjual bandul kalung berbentuk ikan. Sekadar informasi, dulu ikan sempat menjadi lambang Kristus.

Begitulah Betlehem, kota di mana Yesus Kristus dilahirkan yang perayaan Natal-nya berbeda-beda.

Artikel Terkait