Bagaimana Sikap Kita terhadap Semangat Juang Tokoh Perumus Pancasila?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Artikel ini tentang bagaimana bagaimana sikap kita terhadap semangat juang tokoh perumus Pancasila? Semoga bermanfaat (Wikipedia Commons)
Artikel ini tentang bagaimana bagaimana sikap kita terhadap semangat juang tokoh perumus Pancasila? Semoga bermanfaat (Wikipedia Commons)

Artikel ini tentang bagaimana bagaimana sikap kita terhadap semangat juang tokoh perumus Pancasila? Semoga bermanfaat.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Pancasila adalah pertemuan ide-ide para bapak pendiri bangsa. Ia merangkum segala nilai yang nantinya akan menjadi pedoman dan pegangan masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu bagaimana sikap kita terhadap semangat juang tokoh perumus Pancasila?

Jika berbicara mengenai tokoh perumus Pancasila, artinya kita berbicara tentang tiga sosok ini: Moh Yamin, Soepomo, dan Sukarno. Mereka mengutarakan usulan dasar negara dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Perumusan Pancasila untuk pertama kali dilakukan dalam sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945.

Rumusan Dasar Negara Menurut Moh Yamin

Dalam sidang tanggal 29 Mei 1945, Moh Yamin mengusulkan lima dasar negara yang disampaikan dalam pidatonya secara tidak tertulis. Lima usulan dasar negara Moh Yamin, yaitu peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.

Selain itu, Moh Yamin juga mengusulkan rancangan lima dasar negara yang merupakan gagasan tertulis, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.

3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab.

4. Kerakyatan yang dipimpin olh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Dasar Negara Menurut Soepomo

Dalam sidang tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengusulkan rumusan lima dasar negara, yaitu:

- Persatuan

- Kekeluargaan

- Keseimbangan lahir dan batin

- Musyawarah

- Keadilan rakyat

Rumusan Dasar Negara Menurut Sukarno

Bung Karno mengusulkan rumusan lima dasarnegara pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945, yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme.

2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan.

3. Mufakat atau demokrasi.

4. Kesejahteraan sosial.

5. Ketuhanan yang Maha Esa.

Seluruh usulan dari tiga tokoh tersebut kemudian ditampung, dibahas, dan dirumuskan oleh Panitia Sembilan yang dibentuk BPUPKI. Setelah berunding, Soekarno mengutarakan akhir rumusan dasar negara di hadapan peserta sidang di Gedung Cuo Sangi In (kini Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri).

Bung Karno menyampaikan bahwa, Yamin adalah orang yang mengusulkan nama Pancasila sebagai dasar negara. Sebagai Sejarawan, Yamin memilih nama Pancasila dari bahasa Sansekerta. Akhirnya nama Pancasila dipilih sebagai dasar negara Republik Indonesia dan diresmikan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945.

Sikap kita terhadap semangat juang tokoh perumus Pancasila

Ada banyak nilai juang dari para pendiri negara yang bisa kita teladani sampai sekarang. Berikut penjelasannya:

1. Musyawarah

Musyawarah berasal dari bahasa Arab yakni 'Syawara', artinya berunding, urun rembuk, atau mengatakan sesuatu.Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan mencapai keputusan atas penyelesaian masalah tertentu.

Nah, para pendiri negara telah memberi contoh bahwa dalam menyelesaikan masalah dilakukan dengan musyawarah. Hal ini ditunjukkan dengan dilaksanakannya beberapa kali sidang atau rapat, baik dari BPUPKI maupun PPKI.

Saat perdebatan terkait frasa Ketuhanan juga dilakukan rapat darurat hingga menemukan hasil akhirnya. Nilai juang musyawarah ini hendaknya dilanjutkan oleh masyarakat sampai sekarang agar tercipta keadilan.

2. Menghargai Pendapat

Dalam beberapa kali sidang yang dilaksanakan, para pendiri negara menunjukkan nilai juang menghargai pendapat. Mereka saling menyuarakan pendapatnya masing-masing, sementara yang lain berupaya untuk mendengarkan.

Para pendiri bangsa tidak menyela orang lain yang sedang menyampaikan pendapat. Ini menunjukkan menghargai. Misalnya saat perumusan dasar negara, tiga tokoh negara menyampaikan usulan dasar negara yang berbeda-beda.

Meski begitu, para pendiri bangsa itu tidak mau menang sendiri dan akhirnya membuat kesepakatan bersama.

3. Rela Berkorban

Sikap rela berkorban di sini berarti mengorbankan kepentingan pribadi seseorang untuk negara Indonesia.Dalam perumusan dasar negara atau Pancasila, para pendiri negara mengorbankan banyak tenaga.

Tak hanya itu, mereka juga mengorbankan pikiran dan waktunya demi terbentuknya sebuah dasar negara. Para pendiri bangsa rela mengorbankan banyak waktu, tenaga, dan pikirannya demi memerdekakan Indonesia.

Nah, nilai juang ini juga patut diteladani oleh masyarakat Indonesia sekarang. Harus rela berkorban di lingkungan. Tak perlu seperti para pendiri bangsa, dengan membantu tetangga yang membutuhkan, itu sudah rela berkorban.

4. Tanpa Pamrih

Selain rela berkorban, para pendiri negara juga berjuang tanpa pamrih dan mengharapkan imbalan.Mereka melakukan rapat dan sidang dengan semangat hanya untuk menghasilkan yang terbaik bagi bangsa.

Mereka tidak banyak berharap mendapatkan keuntungan diri sendiri, seperti mendapat pengakuan. Nilai juang ini juga patut diterapkan di kehidupan sekarang. Ketika membantu seseorang, kita harus ikhlas dan tulus.

5. Mengutamakan Persatuan

Meskipun dari berbagai daerah, para pendiri negara tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Demi persatuan dan keutuhan bangsa, mereka bersedia dan rela untuk tidak memaksakan kehendaknya.

Mereka tidak mau memikirkan dari suku mana mereka berasal, yang terpenting adalah persatuan. Ini ditunjukkan dengan sikap toleransi para pendiri bangsa saat mengubah frasa Ketuhanan untuk dasar negara.

Lalusikap kita terhadap semangat juang tokoh perumus Pancasila dapat ditunjukkan dengan:

1. Menghargai perjuangan

Para tokoh perumus Pancasila tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia dan masa mendatang. Oleh karena itu, kita perlu menghargai jasa mereka dengan tidak berbicara buruk tentang mereka dan menjunjung ajaran-ajaran baiknya.

2. Meneladani semangat juang

Para tokoh perumus Pancasila rela mengorbankan waktu, tenaga, dan lain sebagainya untuk merumuskan Pancasila. Kita dapat meneladani semangat juang mereka dalam keseharian.

3. Menghayati nilai Pancasila

Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang dapat kita hayati dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, kita dapat menjunjung tinggi persatuan dan berbuat adil kepada sesama bangsa Indonesia.

4. Menjaga persatuan

Para tokoh perumus Pancasila memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Kita dapat meneladani semangat ini dengan menjaga persatuan.

5. Mewujudkan nilai-nilai Pancasila

Kita dapat mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Itulah artikel tentang bagaimanabagaimana sikap kita terhadap semangat juang tokoh perumus Pancasila? Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait