Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com - Di kaki Gunung Merbabu yang menjulang megah, terhampar sebuah kota yang menyimpan sejuta kisah.
Salatiga, namanya menggema lembut, membawa kita menyusuri lorong waktu, menyingkap tirai sejarah yang telah terukir sejak 750 Masehi.
Kota ini adalah sebuah permata kuno, saksi bisu perjalanan peradaban di jantung Jawa Tengah.
Prasasti Plumpungan, Bisikan Masa Lampau
Kisah Salatiga bermula dari sebuah prasasti yang terukir di batu, Prasasti Plumpungan. Di atas lempengan batu andesit itu, terpahat aksara Pallawa yang mengisahkan tentang pendirian sebuah tanah perdikan, tanah yang dibebaskan dari pajak, sebagai hadiah bagi para brahmana yang telah berjasa.
Prasasti ini menjadi bukti otentik keberadaan Salatiga pada masa silam, menjadi jendela yang membuka tabir misteri masa lalu.
Perdikan Hampra, Cikal Bakal Salatiga
Dari Prasasti Plumpungan, kita mengetahui bahwa Salatiga pada awalnya adalah sebuah perdikan bernama Hampra.
Tanah ini diberikan oleh Raja Bhanu dari Kerajaan Mataram Kuno kepada para brahmana sebagai tanda penghargaan atas jasa mereka dalam menyebarkan agama Hindu. Di tanah perdikan inilah, kehidupan mulai berkembang, masyarakat mulai bermukim, dan peradaban mulai tumbuh.
Seiring berjalannya waktu, nama Hampra berganti menjadi Salatiga. Konon, nama ini berasal dari kisah Adipati Pandanarang dan istrinya yang berbuat salah. Untuk menebus kesalahan mereka, sang adipati dan istrinya bertapa dan berdoa memohon ampunan.
Doa mereka terkabul, dan sebagai tanda ampunan, mereka diberi tiga buah salak. Dari peristiwa inilah, nama Salatiga lahir, yang berarti "tiga buah salak". Sebuah nama yang mengandung doa dan harapan akan kehidupan yang lebih baik.
Baca Juga: Salah Satu Keunggulan Kurikulum Merdeka adalah Lebih Relevan dan Interaktif, Apa Artinya?
Salatiga di Bawah Kerajaan-Kerajaan Jawa
Salatiga terus berkembang di bawah naungan kerajaan-kerajaan Jawa. Pada masa Kerajaan Medang, Salatiga menjadi pusat keagamaan yang penting. Candi-candi dibangun sebagai tempat peribadatan, dan para brahmana menjadi pengajar agama Hindu.
Pada masa Kerajaan Majapahit, Salatiga menjadi kota perdagangan yang ramai. Lokasinya yang strategis di jalur perdagangan antara pantai utara dan selatan Jawa, membuat Salatiga menjadi tempat persinggahan para pedagang dari berbagai daerah.
Ketika Belanda datang menjajah, Salatiga menjadi salah satu kota yang mereka kuasai. Belanda membangun benteng dan gereja di Salatiga, serta menjadikan kota ini sebagai pusat pemerintahan. Di masa kolonial, Salatiga juga menjadi tempat berkembangnya pendidikan. Sekolah-sekolah didirikan, dan banyak tokoh-tokoh nasional yang lahir dan besar di Salatiga.
Salah satu hal yang menarik dari Salatiga adalah keragaman agama dan budaya yang hidup berdampingan secara harmonis. Di kota ini, terdapat masjid, gereja, pura, dan klenteng yang berdiri berdekatan. Masyarakat Salatiga juga dikenal ramah dan toleran terhadap perbedaan. Hal ini menjadikan Salatiga sebagai contoh kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan keberagaman.
Salatiga juga dikenal sebagai kota pendidikan. Di kota ini terdapat banyak perguruan tinggi dan sekolah-sekolah berkualitas. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) adalah salah satu perguruan tinggi tertua dan terbesar di Salatiga. UKSW menjadi pusat pendidikan dan penelitian yang menghasilkan banyak lulusan berkualitas.
Selain sejarah dan pendidikan, Salatiga juga memiliki potensi wisata yang menarik. Keindahan alam Gunung Merbabu menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Selain itu, terdapat juga berbagai tempat wisata sejarah dan budaya, seperti Prasasti Plumpungan, Museum Kereta Api Ambarawa, dan Benteng Pendem.
Salatiga adalah sebuah kota yang kaya akan sejarah, budaya, dan keindahan alam. Kota ini adalah saksi bisu perjalanan peradaban di Jawa Tengah. Dari masa ke masa, Salatiga terus berkembang dan menjadi kota yang maju dan modern. Namun, di balik kemajuannya, Salatiga tetap mempertahankan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal. Salatiga adalah sebuah kota yang patut dikunjungi dan dijelajahi.
Salatiga, sebuah kota yang terukir dalam sejarah, terpatri dalam budaya, dan terpancar dalam keindahan alam. Kota ini adalah sebuah permata kuno yang terus bersinar, menjadi saksi bisu perjalanan peradaban di jantung Jawa Tengah. Mari kita jaga dan lestarikan warisan budaya Salatiga, agar generasi mendatang dapat terus menikmati keindahan dan keunikan kota ini.
*
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---