Sebagai Acuan Pembelajaran: Capaian Pembelajaran Diturunkan Menjadi Alur Tujuan Pembelajaran

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi pembelajaran tatap muka di SMP Negeri.  Artikel ini menjelaskan apa dan bagaimana peluang penerapan Pancasila bagi peserta didik dalam kehidupan di dunia yang saling terhubung.
Ilustrasi pembelajaran tatap muka di SMP Negeri. Artikel ini menjelaskan apa dan bagaimana peluang penerapan Pancasila bagi peserta didik dalam kehidupan di dunia yang saling terhubung.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di tengah perkembangan dunia pendidikan, kurikulum Merdeka Belajar terus bergaung, membawa angin segar perubahan dalam lanskap pembelajaran di Indonesia.

Salah satu elemen penting dalam kurikulum ini adalah Capaian Pembelajaran (CP), yang menjadi tonggak dasar dalam merancang pembelajaran yang berpusat pada murid.

CP bagaikan peta yang menuntun perjalanan belajar murid. Peta ini menjabarkan kompetensi yang diharapkan dicapai murid di setiap fase pendidikan, menjadi kompas bagi guru dalam merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna.

Namun, peta saja tidak cukup. Diperlukan panduan yang lebih rinci untuk mengantarkan murid mencapai tujuannya. Di sinilah peran Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) muncul.

ATP merupakan turunan dari CP, bagaikan serangkaian rambu-rambu di sepanjang perjalanan belajar murid. Rambu-rambu ini menunjukkan langkah-langkah yang perlu dilalui murid untuk mencapai kompetensi yang diharapakan.

ATP disusun dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti karakteristik murid, konteks pembelajaran, dan sumber daya yang tersedia.

Proses penurunan CP menjadi ATP tidak semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan kolaborasi dan pemikiran kritis dari para guru untuk merajut benang-benang tujuan pembelajaran menjadi sebuah alur yang koheren dan bermakna.

Guru harus memahami CP secara mendalam, menganalisis kebutuhan belajar murid, dan mempertimbangkan berbagai alternatif pembelajaran yang memungkinkan murid mencapai kompetensi yang diharapakan.

ATP bukan sekadar daftar tujuan pembelajaran yang disusun secara kronologis. ATP harus dirancang dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif, seperti berpusat pada murid, aktif, kolaboratif, dan bermakna.

Pembelajaran yang dirancang berdasarkan ATP harus memungkinkan murid untuk terlibat aktif dalam proses belajar, berkolaborasi dengan teman sebayanya, dan menghubungkan pengetahuan dengan pengalaman mereka sendiri.

Lebih dari sekadar panduan pembelajaran, ATP juga berfungsi sebagai alat refleksi bagi guru. Melalui ATP, guru dapat memantau kemajuan belajar murid dan menyesuaikan pembelajarannya sesuai kebutuhan.

Guru dapat mengevaluasi apakah ATP yang disusunnya sudah efektif dalam mengantarkan murid mencapai kompetensi yang diharapakan.

Penurunan CP menjadi ATP merupakan sebuah proses yang dinamis dan berkelanjutan. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan kebutuhan belajar murid, ATP perlu diperbaharui dan disesuaikan.

Guru harus terus belajar dan mengembangkan diri untuk dapat merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi muridnya.

Proses ini tidak lepas dari peran penting pemerintah dalam menyediakan dukungan dan pelatihan bagi guru.

Pemerintah perlu memfasilitasi workshop, seminar, dan komunitas belajar bagi guru agar mereka dapat memahami CP dan ATP secara mendalam, serta memiliki keterampilan yang mumpuni untuk merancangnya.

Dengan kolaborasi yang kuat antara guru, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya, ATP dapat menjadi alat yang ampuh untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dan berpusat pada murid.

Capaian pembelajaran yang tertuang dalam CP akan terwujud melalui langkah-langkah yang terarah dan terukur dalam ATP, mengantarkan murid menuju masa depan yang gemilang.

Lebih dari sekadar peta dan rambu-rambu, ATP adalah kompas yang menuntun murid dan guru dalam perjalanan belajar yang penuh makna.

Mewujudkan Pembelajaran yang Berpusat pada Murid: Peran Strategis Alur Tujuan Pembelajaran

Selain peran Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) sebagai turunan dari Capaian Pembelajaran (CP) dalam kurikulum Merdeka Belajar. ATP bagaikan panduan yang menuntun guru dalam merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi murid.

Namun, ATP bukan sekadar serangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara kronologis. ATP harus diwujudkan dalam praktik pembelajaran yang berpusat pada murid.

Hal ini membutuhkan strategi yang tepat dari guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendorong murid untuk actively terlibat dalam proses belajar.

Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan guru dalam mewujudkan pembelajaran berpusat pada murid berdasarkan ATP:

1. Memahami Kebutuhan dan Karakteristik Murid

Langkah awal yang esensial adalah memahami kebutuhan dan karakteristik individu murid. Guru perlu melakukan observasi, asesmen, dan komunikasi dengan murid untuk mengetahui gaya belajar, minat, bakat, dan profil belajar mereka.

Pemahaman ini menjadi kunci dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi setiap murid.

2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif

Suasana kelas yang positif dan suportif sangatlah penting untuk mendorong murid belajar dengan penuh semangat.

Guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inklusif, di mana murid merasa dihargai, didengarkan, dan bebas untuk berekspresi.

3. Menerapkan Pembelajaran Aktif dan Kolaboratif

Pembelajaran yang berpusat pada murid menekankan pada partisipasi aktif murid dalam proses belajar. Guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran aktif dan kolaboratif, seperti diskusi kelompok, proyek belajar, presentasi, dan permainan edukatif.

Metode-metode ini mendorong murid untuk berpikir kritis, berkomunikasi secara efektif, dan bekerja sama dengan teman sebayanya.

4. Memanfaatkan Teknologi dan Sumber Belajar yang Beragam

Teknologi dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Guru dapat memanfaatkan berbagai platform digital, aplikasi edukasi, dan multimedia untuk menghadirkan pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan bermakna bagi murid.

5. Melakukan Asesmen yang Berkelanjutan

Asesmen bukan hanya untuk mengukur hasil belajar, tetapi juga untuk memantau kemajuan belajar murid dan memberikan umpan balik yang konstruktif.

Guru perlu melakukan asesmen secara berkala dan variatif, seperti observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan portofolio.

6. Memberikan Dukungan dan Bimbingan yang Personal

Setiap murid memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Guru perlu memberikan dukungan dan bimbingan yang personal kepada murid, sesuai dengan gaya belajar, kecepatan belajar, dan kebutuhan mereka.

Guru dapat menyediakan waktu konsultasi individual, memberikan remedial, atau memperkaya pembelajaran bagi murid yang sudah menunjukkan kemajuan pesat.

7. Mendorong Refleksi Diri dan Meta Kognisi

Pembelajaran yang berpusat pada murid tidak hanya tentang penguasaan pengetahuan, tetapi juga tentang pengembangan karakter dan keterampilan berpikir.

Guru perlu mendorong murid untuk melakukan refleksi diri dan mengembangkan metakognisi, yaitu kemampuan untuk memahami proses belajar mereka sendiri.

8. Membangun Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat

Keterlibatan orang tua dan masyarakat sangatlah penting untuk mendukung pembelajaran murid. Guru perlu membangun komunikasi yang terbuka dan konstruktif dengan orang tua, serta melibatkan mereka dalam proses belajar murid.

Guru juga dapat menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di masyarakat untuk memperkaya pengalaman belajar murid.

Mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan komitmen, kesabaran, dan kreativitas dari guru untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi setiap murid.

Alur Tujuan Pembelajaran menjadi panduan yang esensial dalam perjalanan ini, namun strategi yang tepat dari guru adalah kunci untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan berdampak bagi masa depan murid.

Dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat, ATP dapat menjadi kompas yang menuntun murid dan guru dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, mengantarkan mereka menuju masa depan yang gemilang.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---