Apa Sebutan Politik Indonesia yang Hanya Mengejar Kemegahan di Tengah Pergaulan Bangsa?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Mengejar Kemegahan Politik.
Ilustrasi - Mengejar Kemegahan Politik.

Intisari-online.com - Di tengah hiruk pikuk perpolitikan Indonesia, muncullah sebuah fenomena yang tak asing lagi: politik yang hanya mengejar kemegahan semata.

Politikus-politikus ini bagaikan bintang panggung, gemerlap dalam kostum dan retorika, namun buta terhadap realitas rakyat yang mereka wakili.

Sebutan untuk politik semacam ini beragam, tergantung sudut pandang dan konteksnya. Ada yang menyebutnya politik pencitraan, di mana fokus utama para politikus adalah membangun citra diri yang sempurna di mata publik.

Media sosial dan berbagai platform online menjadi arena utama mereka untuk unjuk gigi, menampilkan sisi "manusiawi" dan "peduli rakyat" yang tak jarang terasa artifisial.

Yang lain menyebutnya politik mercusuar, mengacu pada proyek-proyek besar dan ambisius yang digagas tanpa pertimbangan matang.

Proyek-proyek ini bagaikan mercusuar, mencolok mata dan mengundang pujian, namun tak jarang mengabaikan kebutuhan rakyat yang lebih mendesak.

Ada pula yang menyebutnya politik pragmatis, di mana ideologi dan nilai-nilai luhur dikorbankan demi kepentingan sesaat.

Politikus-politikus pragmatis ini mudah berganti haluan, berkoalisi dengan pihak yang sebelumnya mereka kritisi, demi meraih kekuasaan atau keuntungan politik.

Baca Juga: Peran Indonesia dalam Penerapan Politik Bebas Aktif di Regional ASEAN dalam Perang Indochina ke-3

Apapun sebutannya, politik yang hanya mengejar kemegahan ini bagaikan kanker bagi demokrasi. Politikus yang terjebak dalam pusaran ini lupa akan tugas utamanya yaitu memperjuangkan kepentingan rakyat.

Mereka lebih asyik dengan citra diri, proyek mercusuar, dan kalkulasi politik, daripada turun ke lapangan dan mendengarkan suara rakyat.

Dampak dari politik ini pun tak bisa dipungkiri. Kepercayaan publik terhadap politisi kian merosot, apatisme politik meningkat, dan rasa putus asa terhadap masa depan bangsa semakin mengental.

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk melawan politik yang hanya mengejar kemegahan ini? Jawabannya: rakyat harus bersatu dan kritis.

Kita harus berani menyuarakan aspirasi dan menuntut para politikus untuk bertanggung jawab. Kita harus jeli melihat mana politikus yang benar-benar peduli rakyat dan mana yang hanya pencitraan semata.

Kita juga harus aktif dalam proses demokrasi, tidak hanya memilih pemimpin saat pemilu, tapi juga mengawasi kinerja mereka dan meminta pertanggungjawaban.

Kita harus menjadi pemilih yang cerdas, tidak mudah tergoda oleh janji-janji manis dan retorika kosong.

Melawan politik yang hanya mengejar kemegahan ini bukanlah tugas yang mudah.

Tapi, demi masa depan bangsa yang lebih baik, kita harus terus berjuang. Kita harus terus menyuarakan suara rakyat dan menuntut para politikus untuk benar-benar mengabdi kepada rakyat.

Di tengah hiruk pikuk perpolitikan Indonesia, mari kita nyalakan obor harapan. Kita tunjukkan kepada para politikus bahwa rakyat tidak bisa dibohongi.

Kita tunjukkan kepada mereka bahwa politik seharusnya bukan tentang kemegahan semata, tapi tentang pengabdian dan perjuangan untuk rakyat.

Hanya dengan persatuan dan kekritisan rakyat, kita bisa membangun politik yang benar-benar berpihak pada rakyat.

Politik yang bukan hanya gemerlap di panggung, tapi juga nyata dalam kehidupan sehari-hari. Politik yang bukan hanya mengejar kemegahan, tapi juga memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.

*

Artikel Terkait