Intisari-Online.com – Alkisah, hiduplah pasangan suami-istri yang miskin. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil dan sebuah petak kecil tanah untuk bertani dan mencari nafkah dengan tanaman yang tumbuh di tanah itu.
Tapi suatu hari, sang suami jatuh sakit dan istrinya pergi bekerja sendirian. Ia pergi ke ladang dan mulai menghilangkan gulma. Tiba-tiba, ia melihat koin emas tergeletak di antara gulma. Gembira dengan penemuan ini, ia mengangkatnya dengan tangan gemetar, lalu disimpannya di sebuah simpul di salah satu sudut kain panjang yang dipakainya.
Bayangan kejutan dan sukacita ketika tak lama kemudian ia menemukan rubi merah berkilau tak jauh dari situ. Setelah itu, ia menemukan zamrud, topaz, dan berlian, selama ia bekerja. Ia kembali ke rumah, membeli beras dengan koin emas. Ia tidak memberitahu suaminya tentang penemuannya.
“Bagaimana kalau ia cemburu?” pikir wanita itu. Jadi, ia terus diam dan kembali bekerja seperti biasa, tanpa suaminya mencurigai apa pun.
Kali ini, ia menemukan koin perak. Saat ia memegang di tangannya, ia melihat secercah sinar matahari, ia mendengar suara yang mengatakan kepadanya, “Katakan tidak ada salah seorang yang seberuntungmu, bahkan suamimu, dan Kau akan memiliki lebih banyak harta.”
Lalu ia pergi ke ladangnya lagi, selanjutnya ia menemukan sesuatu yang lain, dua dinar pada beberapa hari, tiga koin emas pada hari yang lain, berlian pada hari yang lainnya lagi, dan seterusnya. Ia menyembunyikan semua hartanya di tempat yang aman, yang tidak diketahui oleh orang lain, bahkan suaminya.
Tapi ketika ia pergi ke ladang lagi pada hari yang ketujuh, ia tidak menemukan apapun. Ia bekerja sepanjang hari dan mencari setiap jengkal tangah, tapi tidak ada yang berharga yang ia temukan.
Pada sore harinya, ia merasa lapar, lelah, ia duduk di dekat tepi ladang untuk merebus berasnya. Ia menyalakan beberapa kayu bakar dan meniup apinya ketika ia mendengar suara yang sama yang pernah didengarnya, “Setelah kau selesai menanak nasi, padamkan api dan galilah tanah di tempatmu menyalakan api. Jangan katakan pada siapapun, bahkan suamimu, dari apa yang telah kau temukan.”
Wanita itu melakukan seperti apa yang dikatakan oleh suara yang didengarnya. Ia menggali dan menemukan botol besar yang penuh dengan keping emas. Gemetar dengan penemuan dan nasib baiknya, wanita itu buru-buru mengambil satu atau dua keping emas dan mengubur sisanya seperti sebelumnya. Ia berlari pulang secepat yang ia bisa. Suaminya terkejut melihat ia kembali pada jam yang tidak biasanya, dan bertanya pada istrinya apakah semuanya baik-baik saja.
Wanita itu tidak bisa menahan kegembiraannya lagi. Ia mengatakan kepada suaminya segala sesuatu tentang harta yang ia punya. Pria itu sangat gembira mendengar itu semua. Tidak dapat menahan diri, ia pergi ke desa dan mengatakan kepada penduduknya tentang harta karun yang ditemukan istrinya.
Dalam beberapa saat, penduduk desa bersemangat lalu bergegas ke tanah mereka untuk menggali harta karun itu. Tapi harta itu tidak ada lagi. Tidak ada tanda-tanda koin emas bahkan jejak tabung.
“Mana harta itu? Kau benar-benar sedang tidak enak karena musim panas, ya?” semua orang tertawa tak percaya pada pasangan itu.
“Tidak ada? Tapi saya melihatnya dan bahkan saya sudah mendapatkan beberapa batu mulia,” teriak wanita itu. Tapi saat ia mencoba menunjukkan kepada mereka, permata yang dimaksud, ia tidak bisa menemukan tempat ia menyimpannya. Semua yang ia sembunyikan di tempat rahasia hilang juga, dan pasangan itu miskin seperti sebelumnya.
Ternyata tidak mudah mendengarkan kata hati sendiri.