Intisari-Online.com – Neil suka bepergian dan ia sangat menyukai hutan. Setiap kali ia berencana untuk liburan, ia akan memilih tempat yang alami ini.
Untuk merayakan ulang tahun kedua anaknya, ia memutuskan untuk tinggal dan menikmati perayaan di sebuah hutan, yang terletak di lereng gunung. Dia bersama keluarganya dan teman-teman, mencapai desa yang terletak dekat hutan dan tinggal di pondok. Pondok itu terletak di pintu masuk dari hutan lebat, di mana para tamu dapat melihat hewan berkeliaran di dekatnya.
Anak Neil melihat seekor anjing di pintu dan ia menawarkan biskuit. Anjing itu senang dan segera anak kecil itu berteman dengan anjing itu. Pada hari kedua, hari ulang tahun anak itu dirayakan megah di hutan dalam alam yang indah. Anjing itu tidak meninggalkan anak itu bahkan untuk satu menit dan mereka berdua menjadi sahabat dekat. Hari berikutnya, Neil, istri dan orang dewasa lainnya memutuskan untuk pergi berburu di hutan dan mengatur agar babysitter untuk mengurus anak mereka untuk setengah hari. Setelah 3 jam, semua orang dewasa kembali ke pondok dan mereka tampak sangat lelah. Anjing melihat Neil dan yang lainnya, bergegas menyongsong mereka dan menjilati sepatu Neil. Pondok terbuka namun tidak ada orang.
Istri Neil ini terkejut melihat noda darah di mulut anjing dan ia berteriak. Semua orang terkejut melihat mulut anjing itu berlumuran darah. Mereka berpikir bahwa anjing itu telah membunuh anak Neil. Mereka mulai menyerang anjing itu, hingga si anjing menjerit kesakitan. Neil memukul anjing itu dengan pistolnya hingga terluka parah. Mendengar suara anjing yang menyayat, babysitter bergegas menuju pintu masuk dengan anak Neil di gendongannya.
Ketika melihat babysitter dengan anak Neil, mereka terdiam dan bertanya apa yang terjadi dengan anjing itu dan mengapa noda darah di mulut anjing itu? Babysitter itu kemudian memberitahu bahwa anak kecil itu diserang oleh seekor serigala yang berkeliaran di sekitar rumah. Tapi untungnya serigala itu dibunuh oleh anjing itu. Babysitter itu juga menunjukkan serigala yang mati kepada mereka. Mereka merasa begitu bersalah dan menawarkan pertolongan pertama untuk anjing yang terluka itu. Demikianlah, tergesa-gesa itu menyengsarakan. Ketika keputusan dibuat dengan terburu-buru, maka tidak akan membantu memecahkan masalah.