Intisari-Online.com – Alkisah, seekor singa tua menyadari bahwa ia terlalu tua untuk berburu makanan. Ia yakin bahwa ia akan segera mati. Ia sangat sedih dan pulang ke rumah. Saat ia berjalan perlahan ke rumahnya, singa mengatakan kepada burung yang ditemuinya, tentang situasi yang menyedihkan itu.
Segera semua penghubuni hutan mendengar tentang situasi yang sedang dihadapi oleh singa. Hewan lain merasa kasihan dengan singa. Mereka pun satu per satu datang untuk mengunjungi singa di rumahnya.
Singa itu memang berusia tua dan sangat lemah, tapi ia sangat licik. Karena setiap hewan datang ke rumahnya, maka dengan mudah ia menangkap dan memakan mereka. Segera saja singa tua itu menjadi bahagia dan gemuk.
Suatu pagi, rubah datang. Rubah itu juga sangat cerdik. Perlahan-lahan ia mendekati rumah singa. Ia berdiri di luar, bertanya apakah singa itu merasa lebih baik.
“Halo, teman terbaikku,” kata Singa. “Apakah itu Kau? Aku tidak bisa melihatmu dengan baik. Kau sangat jauh. Silakan mendekat sini dan katakan padaku beberapa kata-kata baik karena aku sudah tua dan akan segera mati.”
Sementara singa itu berbicara, rubah mencermati tanah di depan rumah singa. Akhirnya rubah itu mendongak dan berkata kepada singa, “Saya minta maaf tapi saya harus pergi. Saya sangat gugup karena melihat banyak jejak binatang masuk ke rumah Anda, tetapi saya melihat tidak ada yang keluar lagi dari rumah Anda!”
Seseorang menjadi bijaksana karena diingatkan oleh kesalahan orang lain.