Intisari-Online.com – Alkisah, seorang pria sedang menonton konser. Seorang gadis cantik bernyanyi dengan suara indah yang menarik perhatiannya.
Gadis itu bernyanyi dengan suara merdu yang pernah didengarnya. Gadis itu mengenakan gaun putih yang indah dan mengenakan kacamata hitam, dengan gayanya yang alami. Di keremangan cahaya, gadis anggun itu bagaikan malaikat turun dari surga.
Pria tu mengamati gerak-gerik yang indah dan mempesona dari gadis itu yang seolah-olah dalam mimpi. Ia menghubungi bagian Orkestra dan mengetahui bahwa nama gadis itu adalah Nisha. Ia berbicara dengannya secara langsung lelalui telepon.
Dengan nada gembira, pria itu mengatakan betapa ia memuja wajah anggun gadis itu, pakaiannya yang menarik, senyumnya yang indah, tariannya yang menyenangkan, dan suaranya yang merdu.
Pria itu mengatakan bahwa ia jatuh cinta dengan gadis itu dan tidak bisa hidup tanpanya, dan bertanya apakah gadis itu setuju untuk menikah dengannya. Pria itu mengatakan bahwa ia akan datang untuk bertemu dengan gadis itu secara pribadi pada hari berikutnya.
Gadis tu kagum, terkejut, dan bingung mendengar kata-katanya. Ia menjawab dengan tenang, “Lihat, saya gadis yang sangat miskin, dan apalagi…..” Pria itu tidak mengizinkan gadis itu untuk menyelesaikan kalimatnya. Ia mengatakan bahwa ia tahu segalanya tentang gadis itu dan keputusan untuk menikahi gadis itu sudah final.
Gadis itu pun membicarakan lamaran pria itu kepada teman-teman dan kerabatnya. Mereka mendorong ia untuk menerima lamaran pria itu seperti yang telah dikatakannya bahwa pria itu tahu segalanya tentang gadis itu. Maka, tak sabar gadis itu menunggu pria yang melamarnya.
Membawa sepasang kacamata hitam yang paling mahal untuk diberikan kepada gadis itu sebagai hadiah, pria itu datang ke tempat tinggal gadis itu, berpakaian bak seorang pangeran. Ia bertemu dan memberikan hadiah itu kepada gadis itu dengan mengucapkan kata-kata yang penuh kekaguman dan semangat. Gadis itu membuka bungkusan dan memutuskan untuk memakai sepasang kacamata baru di depan pria itu.
Gadis itu melepas kacamatanya sendiri dan pria itu tertegun serta terkejut ketika melihat bahwa gadis itu tidak memiliki mata sama sekali! Hanya ada dua cekungan kecil di wajahnya, menunjukkan kebutaan total. Ketertarikannya, apresiasi, dan kekagumannya, lenyap dalam hitungan detik. Pria itubergegas keluar dari ruangan dan menghilang tanpa kata, meninggalkan gadis itu dalam keadaan bingung.
Cinta pemuda itu tidak benar atau tulus. Ia justru memperlihatkan beberapa cacat dalam kepribadiannya, karakter, dan perilakunya. Ia membuat sebuah keputusan penting dalam hidupnya tanpa pemikiran dan analisis.
Ia memberi janji kepada seorang gadis miskin yang tidak bisa dijaganya. Cintanya itu hanya obsesi yang belum matang karena keglamoran fisik gadis cantik. Keputusan impulsif dapat menyebabkan bencana. Mencari kehendak Tuhan dengan doa yang khusuk dapat memperbaiki keputusan. Jika kita bersedia untuk mengikuti kehendak-Nya, maka Ia akan membuat-Nya menjadi jelas bagi kita.