Kisah Kelelawar yang Hidup di Dua Kelompok

K. Tatik Wardayati

Penulis

Kisah Kelelawar yang Hidup di Dua Kelompok
Kisah Kelelawar yang Hidup di Dua Kelompok

Intisari-Online.com – Kelelawar memiliki beberapa fitur dan kebiasaan yang unik serta tidak biasa. Mahasiswa biologi dasar sering bertanya-tanya apakah mereka itu burung atau hewan darat. Ada sebuah kisah legenda tentang sifat khas kelelawar ini.

Pada zaman dahulu, hewan darat dan burung hidup dalam damai dan harmoni di hutan. Sebuah musim panas menyebabkan kekeringan di hutan. Pohon-pohon dan tanaman layu. Makanan dan air menjadi barang langka.

Dalam perjuaangan untuk bertahan hidup, burung-burung dan binatang lainnya berkelahi untuk mendapatkan sumber daya yang tersedia. Banyak hewan dan burung tewas dalam perjuangan itu. Akhirnya Raja Singa memulai mediasi antara kelompok yang bertikai. Ia memberikan pedoman yang pasti untuk makanan burung-burung dan hewan lainnya. Burung-burung hanya mengonsumsi makanan yang tersedia di bagian atas pohon. Lalu, apapun yang ditemukan pada tingkat yang lebih rendah disediakan untuk hewan darat yang tidak bisa terbang. Pengaturan ini diterima oleh burung-burung dan hewan lainnya.

Kelelawar menghampiri burung dan berpura-pura bersahabat. Mereka berkata, “Kami hewan terbang seperti kalian. Kami berada di pohon dan memiliki struktur tubuh menyerupai burung. Mari kita bergabung dan menikmati makanan di pohon-pohon.” Burung-burung langsung setuju.

Lalu, kelelawar juga diam-diam mendekati hewan darat dan berkata, “Teman-teman, lihat wajah kami. Kami seperti kalian. Kami melahirkan anak kelelawar dan menyusui serta merawat anak-anak kami seperti kalian masing-masing. Kami ingin bergabung dengan kelompok kalian dan memakan makanan pada tingkat yang lebih rendah.” Hewan-hewan darat menyetujuinya.

Kelelawar sekarang menikmati sumber daya yang tersedia di setiap bagian dari hutan. Mereka makan serangga terbang dan juga serangga darat. Mereka juga makan ikan, katak, kadal, tikus kecil, kalajengking, dan serangga lain seperti binatang lain. Mereka juga menangkan dan makan hewan terbang, seperti nyamuk, ngengat, kumbang, dan burung kecil, yang menggunakan keterampilan luar biasa terbang seperti burung. Di antara mereka juga menikmati bunga, buah, serbuk sari, dan nektar. Tidak ada yang mengganggu mereka.

Kemudian burung-burung dan binatang lain menyadari kesalahan mereka. Mereka menemukan bahwa kelelawar ternyata curang pada kedua kelompok dan melanggar aturan perjanjian makan. Mereka menikmati semua sumber daya yang ada, menikmati status di dua tempat. Kelelawar akhirnya dipecat oleh kedua kelompok itu. Mereka dicegah untuk menikmati setiap sumber daya di hutan. Kelelawar pun lapar dan terpaksa pergi jauh pada siang hari karena sebagian besar burung dan binatang lainnya pergi. Mereka memutuskan untuk berpuasa dan beristirahat di siang hari dan diam-diam mencari makanan pada malam hari, ketika hewan dan burung-burung sedang tidur nyenyak. Hewan-hewan tidak membiarkan mereka beristirahat di tanah dan menyuruh mereka pergi. Burung-burung pun tidak membiarkan mereka beristirahat di pohon-pohon sebagaimana yang dilakukan oleh burung. Maka, kelelawar pun berlatih untuk menggantung terbalik di cabang-cabang pohon dan tidur di siang hari.

Kisah tadi mengingatkan kita bahwa seseorang tidak bisa menjadi anggota dari dua kelompok yang saling bertentangan pada saat yang sama. Ia harus mengidentifikasi dirinya dengan salah satu kelompk yang berlawanan.