Intisari-Online.com – Seorang petani mempunyai dua orang anak perempuan. Anaknya yang pertama menikah dengan seorang petani. Sementara yang lebih muda menikah dengan perajin gerabah. Ayahnya sering mengunjungi putrinya itu.
Dalam salah satu kunjungannya, putri sulungnya meminta ayahnya untuk mendoakan agar lebih sering hujan sehingga tanamannya tumbuh dengan subur karena membutuhkan air. Ayahnya setuju.
Pada waktu yang lain, sang ayah mengunjungi putrinya yang bungsu. Putrinya mengatakan kepada ayahnya bahwa mereka ingin lebih banyak sinar matahari agar pot tanah liat mereka dapat dijemur agar cepat mengeras. Putrinya ingin agar ayahnya berdoa lebih banyak sinar matahari tanpa hujan sedikit pun. Ayahnya yang malang bingung, kedua putrinya mengharapkan sesuatu yang bertentangan.
Akhirnya ia mengambil keputusan berani, dan berdoa, “Tuhan, lakukan seperti yang Kau inginkan. Terjadilah menurut kehendak-Mu!”
Seorang anak, ketika ia melihat pisau yang tajam dan bersinar, mungkin menangis untuk mendapatkannya sebagai mainan. Tetapi tidak ada orangtua yang penuh kasih akan memberikan suatu hadiah berbahaya untuk anak kecil.
Inilah yang menjelaskan mengapa banyak dari doa-doa kita tidak segera dijawab. Tuhan, Yang Penuh Kasih, tahu masa depan kita dan hanya memberikan hadiah yang layak dan akan bermanfaat bagi kita.