Intisari-Online.com - Saat ini, ditemukan adanya peningkatan yang sangat signifikan dari kasus-kasus penyakit degeneratif yang erat hubungannya dengan pola makan. Hal tersebut disampaikan oleh Kalpana Bhaskaran, M.Sc., M.Phil, kepala Unit Penelitian Indeks Glisemik di Temasek Polytechnic, Singapura. Bahkan Kalpana menambahkan, “Sembilan puluh lima persen penyakit kronis disebabkan oleh pemilihan makanan yang keliru.”
Apa yang disampaikan Bhaskaran diamini oleh Prof. DR. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc., Sp.GK, Ketua Pengurus Pusat Persatuan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI). Salah satu penyakit degeneratif yang ingin ditekankan oleh Abdul adalah diabetes. Penyakit ini diderita oleh 5,7 persen warga perkotaan di Indonesia.
Salah satu sumber penyakit diabetes adalah karbohidrat. Maka dari itu, selain kuantitas, kualitas karbohidrat juga perlu diperhatikan. Untuk itu, Bhaskaran menekankan pentingnya pemahaman konsep Indeks Glisemik karena konsep ini dapat mengukur kualitas karbohidrat yang dimakan. Semakin rendah indeksnya, semakin baik untuk tubuh.
Salah satu sumber makanan dengan indeks glisemik yang rendah adalah kedelai. Apalagi, menurut DR. Dr. Carmen M. Siagian, M.S, Sp.GK Sekretaris Jenderal PDGKI, kedelai juga mengandung isoflavon yang terbukti membantu mencegah berbagai penyakit selain diabetes, seperti jantung, kanker, dan darah tinggi.
Paparan para ahli tersebut disampaikan dalam konferensi kesehatan yang mengangkat tema "Understanding Glycemic Index Concept and its Applications in Diabetic Management" yang diselenggarakan oleh Soyjoy pada 13 April 2013 di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta. Melalui acara ini, menurut Adhalia Latjeno, Product Marketing Manager PT Amerta Indah Otsuka, Soyjoy ingin menegaskan komitmennya untuk terus memberikan informasi kesehatan terkini kepada masyarakat Indonesia. Khususnya melalui konsep Soylution, yaitu solusi bernutrisi dari Soyjoy.