Intisari-Online.com -Selain sistem pemerintahan, Bani Umayyah juga meninggalkan jejak-jejak kebudayaan.
Tak hanya untuk khazanah kebudayaan Islam, tapi juga dunia.
Berikut ini yang merupakan bentuk-bentuk pertumbuhan kebudayaan pada masa Bani Umayyah.
Mengutip Kompas.com, Bani Umayyah merupakan kekhalifahan Islam yang berkuasa sekitar 90 tahun.
Dari 661 hingga 750.
Pendiri dari Bani Umayyah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan atau Muawiyah I.
Muawiyah sekaligus khalifah pertama dinasti Islam pasca-Khulafaur Rasyidin itu.
Sebagai khalifah pertama, Muawiyah I dipandang dapat menghadirkan budaya baru dalam sistem pemerintahan tata negara dan kehidupan beragama.
Selama memimpin, dia berusaha sebaik mungkin untuk memulihkan kembali persatuan dalam wilayah Islam.
Muawiyah I juga berusaha membangun sistem pemerintahan monarki Islam dengan menunjuk putranya, Yazid, sebagai putra mahkota.
Keputusan ini kemudian diikuti oleh para khalifah sesudahnya.
Karena itulah Muawiyah I dianggap sebagai pembawa budaya baru karena mendirikan sistem monarki dalam sejarah politik Islam.
Ada sejumlah peninggalan kebudayaan Bani Umayyah yang dirasakan hingga sekarang.
Baca Juga: Inilah Panglima Perang Bani Umayyah Yang Namanya Diabadikan Menjadi Nama Sebuah Selat
Bidang pemerintahan
Masa kekuasaan Muawiyah I telah mengubah sistem pemerintahan dari demokrasi menjadi monarki atau kerajaan.
Dinasti Bani Umayyah juga menerapkan sistem pemerintahan konfederasi provinsi.
Yaitu dengan menggabungkan beberapa provinsi berbeda menjadi satu.
Muawiyah I juga membentuk empat diwan (departemen), yaitu:
- Diwan ar-Rasail, bertugas untuk mengurus surat-surat negara
- Diwan al-Kharraj, mengurus perpajakan
- Diwan al-Jundi, bertugas mengurus kemiliteran negara
- Diwan al-Khatim, sebagai pencatat
Selain itu, Muawiyah I membuat lambang negara untuk Bani Umayyah berupa sebuah bendera merah dan menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan.
Bidang sosial
Pada masa Dinasti Bani Umayyah, mulai dikenal istilah stratifikasi sosial.
Periode ini juga memunculkan empat macam golongan orang Arab, yaitu golongan kaum Muslimin, neomuslim (kaum Muslim baru), anggota mazhab, dan para budak.
Meskipun stratifikasi sudah ada, kondisi sosial Bani Umayyah masih terbilang baik dan masyarakat bisa hidup dengan damai.
Para khalifah juga tidak segan melindungi gereja, katedral, candi, dan beberapa tempat suci lainnya.
Bahkan, mereka bersedia membangun kembali setiap tempat ibadah yang sudah hancur menggunakan dana dari kas negara.
Budaya baru yang juga muncul ketika Dinasti Umayyah berkuasa adalah mulai digunakannya alat-alat makan, seperti serbet, sendok, dan garpu.
Bangunan atau Arsitektur
Dinasti Bani Umayyah mencapai masa keemasan ketika dipimpin oleh Khalifah al-Walid I atau al-Walid bin Abdul Malik, yang memerintah antara 705-715.
Pada masanya, dibangun jalan raya, pabrik, gedung, dan panti asuhan untuk orang cacat.
Selain itu, salah satu bentuk pertumbuhan kebudayaan pada masa Bani Umayyah adalah perkembangan di bidang arsitektur, ditandai dengan dibangunnya masjid-masjid yang memenuhi kota.
Para arsitek Muslim-Arab mengembangkan arsitektur yang mereka punya berdasarkan dari yang sudah ada sebelumnya.
Untuk pertama kalinya, Muawiyah I memperkenalkan sebuah menara kepada rakyatnya.
Salah satu karya tercantik dari masa Dinasti Umayyah adalah Kubah Karang di Yerusalem, yang dibangun oleh Abdul Malik bin Marwan, khalifah yang berkuasa antara 685-705.
Selain itu, Abdul Malik juga membangun masjid lain, yaitu Masjid Kubah Emas atau Masjid Umar.
Itulahyang merupakan bentuk-bentuk pertumbuhan kebudayaan pada masa Bani Umayyah.
Baca Juga: Inilah Panglima Perang Bani Umayyah Yang Namanya Diabadikan Menjadi Nama Sebuah Selat