Tak berbeda jauh dengan masakan untuk makan besar, jajanan khas Betawi juga nasibnya sama. Hidup enggan, mati segan. Kerak telor adalah buktinya. Makanan ini memang masih relatif mudah ditemukan tapi tidak begitu diminati, bahkan oleh warga Betawi asli sendiri. “Penjualnya banyak cuma kalau ada bajar ama pestipal aja,” kata Jahir, seorang penjual kerak telor di Kampung Betawi Setu Babakan. Yang Jahir maksud adalah bazar dan festival, seperti Pekan Raya Jakarta.
Jajajan ini memang rasanya tidak begitu istimewa karena memang bahannya pun sederhana saja. Komponen utamanya beras ketan dan telur ayam atau telur bebek.
Sebelum dikerakkan, beras ketan ini direndam di dalam air. Ketan basah ini kemudian direbus dengan sedikit air di atas wajan tipis bergagang kayu. Proses pemasakan ini dilakukan di atas anglo. Setelah itu ketan ditambah ebi, cabe giling, dan bawang merah goreng. Campuran ini diaduk sampai rata lalu ditambah kelapa yang sudah disangrai dengan bumbu kunyit.
Setelah itu diberi bumbu garam, lada, dan penyedap rasa. Semua bahan ini dicemplungkan plang-plung begitu saja. Telur dimasukkan paling belakang lalu semua adonan ini dibentuk seperti telur dadar yang bulat.
Setelah dipanaskan sebentar, tibalah bagian yang paling atraktif. Wajan dibalik sehingga bagian yang semula di atas langsung kena panas dari bara api di anglo. Sekalipun dibalik, kerak telor ini tidak tumpah karena lapisan ketan telah membentuk kerak yang menempel di wajan. Tentu saja atrkasi ini tidak sekadar gaya-gayaan. Kerak telor dibalik supaya matangnya merata, tidak hanya bagian keraknya.
Setelah acara balik-membalik ini, kerak telor pun matang. Semua proses ini hanya butuh waktu tidak lebih dari lima menit. Setelah matang, kerak telor ini dibubuhi serundeng kelapa tua yang bumbunya jahe, kencur, bawang merah, cabe merah, dan gula merah. Rasanya mirip telur dadar yang garing tapi rasa telurnya tidak kuat karena bercampur dengan kerak ketan. Saking garingnya, begitu makan sepotong kerak telur, kita mungkin akan langsung haus. Secara umum, rasanya memang tidak begitu istimewa. Memang inilah Betawi.