Sensasi Menikmati Belut di Dalam ‘Gubuk’

Agus Surono

Editor

Sensasi Menikmati Belut di Dalam ?Gubuk?
Sensasi Menikmati Belut di Dalam ?Gubuk?

Intisari-Online.com - Kedai ini menyediakan menu yang serba belut. Ada belut goreng, belut masak cabai hijau, dan belut sambal merah. Per harinya, Serly, pemilik kedai mengolah 30 hingga 50 kilogram belut yang langsung habis dalam tempo setengah hari.

Rasa memang tidak bisa bohong. Meski tempatnya berada di dalam gang dengan medan yang sulit plus tempatnya yang tidak begitu memadai, tetap saja tidak menghalangi penikmatnya untuk mencicipinya.

Suasana tersebut ditemukan di Kedai Belut yang berada di Jalan Peringgan No 56 Helvetia, Medan. Untuk mencapai Kedai Belut harus memasuki gang rumah penduduk dan kedai belut ada di sebuah gang sempit. Di hadapan sebuah gang kecil terdapat lorong setapak. Di pintu gang terparkir banyak mobil mewah. Mereka berduyun-duyun datang untuk mencicipi aneka belut yang dimasak oleh Serly.

Kedai Belut tidak lebih dari sebentuk gubuk yang mulai reot, dengan atap rumbia berdinding tepas. Suasana itu sangat mencolok dibanding pengunjung yang ada di dalamnya. Mereka adalah para pria berdasi, keren dan wanita-wanita penenteng tas kelas Miu Miu yang asli.

Kedai Belut hanya menyediakan menu dari belut ditambah dengan sambal tempe. Pelanggan tinggal memesan jenis masakan belut yang ingin dinikmati. Sherly, pemilik dan sekaligus juru masak Kedai Belut menyediakan pilihan sambal belut, belut cabai hijau, belut goreng kering, dan belut tauco sambal merah. Hanya dengan beberapa jenis menu belut ini, kedai tersebut sudah menjalani masa-masa jayanya yang kini sudah berlangsung 25 tahun.

Sherly, ibu tiga anak, mengisahkan sedikit rahasia yang dimilikinya. Menurut wanita berdarah Jawa-Siantar ini, modalnya berjualan hanyalah dengan resep menu yang dia tahu. “Semua bahan untuk memasak ini saya olah sendiri di rumah, saya pilih bumbu yang terbaik, kemudian dalam setiap kondisi apa pun saya tidak pernah mengurangi bumbu yang seharusnya saya beri,” jelasnya. Kemudian hal lainnya adalah, segala jenis makanan yang disajikan tidak menggunakan vetsin. Untuk pemanis rasa, dirinya hanya menggunakan gula pasir. Kemudian hal lainnya adalah menu baru disiapkan saat dipesan oleh pengunjung.

Kedai Belut yang bermula dari Lopo Tuak (kedai tuak) ini masih mempertahankan metode pemasakannya yang sederhana. Ia memasak segala jenis menu dengan bantuan kayu bakar dan nasi yang ditanak melalui kukusan (dandang). Dengan dapur yang serba sederhana dan pelayan yang juga apa adanya, kedai ini tetap saja ramai diburu pengunjung. Buka sejak pukul 11.00 hingga pukul 15.00 WIB.

Munzir, pelanggan, Kedai Belut menjelaskan dirinya menyukai belut goreng. “Saya suka karena digoreng agak rapuh, kemudian belutnya manis gurih. Penyedap rasanya pun tidak terasa, jadi ya, bertambah enak dan cocok di lidah,”akunya.

Kedai BelutJalan Peringgan No 56 Helvetia, Medan

View Kedai Belut Serly in a larger map *) Lokasi tidak menunjuk tempat yang pasti. Hanya sebagai panduan saja.