Antrean Panjang demi Seloyang Martabak

Ade Sulaeman

Editor

Antrean Panjang demi Seloyang Martabak
Antrean Panjang demi Seloyang Martabak

Intisari-Online.com - Kawasan Pecenongan tetap memiliki daya "magis" sebagai pusat jajanan di kawasan Jakarta Pusat. Salah satu yang menarik adalah antrean mengular di depan gerai Martabak Bandung Asli Pecenongan 65A pada Minggu sore.

Menurut Paul, pemandangan antrean ini terjadi sejak beberapa saat lalu, ketika gerai martabak asin dan manis ini melansir varian-varian terbaru. "Ada yang dioles Nutella, parutan Toblerone untuk yang manis, dan yang asin dibubuhi corned beef," tukas Paul.

Kami pun mendekat dan mendapati setiap pengantre diberi semacam nomor urut untuk menjaga ketertiban. Harga aneka martabak ini berkisar Rp95.000 ke atas dengan jaminan tekstur makin empuk dan gurih karena dioles Wisjman Butter.

Dari sana, kami melangkah ke seberang: Tiong Sim Kopi Tiam. Tempat mengasyikkan untuk berbincang-bincang, dengan hidangan utama kopi, teh, aneka kudapan seperti dim sum, suikiaw, sampai nasi hainam berlauk halal maupun non halal.Pengalaman terasa makin lengkap, karena tetamu bukan hanya berbicara bahasa Indonesia, tetapi berbagai dialek Cina sampai bahasa Inggris, karena beberapa pejalan asing pun singgah di sini. Tak pelak, suasana pun terasa makin internasional. Sarat berbagai ragam budaya.

Beberapa menu menarik dicoba, antara lain tahu goreng bercita rasa gurih dan empuk, dengan tingkat kering yang tepat. Dihidangkan bersama sambal cocol berbahan dasar bawang dan kecap.

Suikiaw muncul dalam mangkuk kecil yang tidak membuat perut kekenyangan, berkuah hangat dilengkapi sayuran hijau. Juga ada bubur ikan serta telur pitan bercitarasa khas.

Mari melanjutkan jalan-jalan ke wilayah Pecenongan. Ada restoran Lumpia Jakarta, bubur Kwang Tung yang buka 24 jam, Seafood Pondok Laguna yang terkenal dengan tahu kipasnya, sate non halal sampai es Sinar Garut dan lontong sayur. Selamat menjelajahi sentra kuliner Pecenongan. (R. Ukirsari Manggalani / nationalgeographic.co.id)