Intisari-Online.com - Di Pulau Jawa kita mengenal gado-gado atau lotek. Di Bali namanya tipat cantok. Keduanya serupa, tapi tak sama. Kemiripan terletak di bahan makanan yang digunakan. Namun, rasanya bisa dipastikan berbeda lantaran bumbunya tidak sama persis dengan gado-gado. Mau mencoba?
Ras tipat cantok atau tipat santok adalah masakan sarapan yang sangat dikenal di Bali. Sajian ini serupa gado-gado atau lotek. Masakan ini sangat mudah dicari, harganya murah, dan disajikan segar.
Kini, hampir sepanjang hari orang bisa makan tipat cantok karena banyak juga pedagang yang buka sore hingga malam hari. Kebanyakan pedagang tipat santok berjualan di gang-gang perumahan dan kaki lima.
Selain tipat santok, mereka bisanya juga menjual rujak, pepes, dan jukut (sayur, Red) serombotan. Sesuai namanya, bahan pokok masakan ini adalah tipat (ketupat, Red). Biasanya bungkusnya terbuat dari janur. Namun, banyak yang juga yang memakai plastik atau daun seperti lontong, untuk alasan praktis.
Dalam seporsi tipat cantok, selain tipat kita akan menemukan aneka sayur seperti kangkung, taoge, dan timun. Ada juga yang disertai tahu atau tempe. Bumbunya berbahan utama kacang yang diulek langsung di cobek.
Kacang ini kadang terasa berbeda, karena ada yang memakai kacang goreng atau sangrai. Di Warung Mira, kacangnya digerus kasar ditambah sedikit bawang putih, garam, cabai jika ingin pedas, petis, dan secuil terasi.Tanpa penyedap rasa atau vetsin. Rasanya gurih dan sedap.
Pegawai warung terlihat tak henti-henti mengulek bumbu untuk tipat santok pesanan tamu. Karena sudah terbiasa, waktu mengulek cukup cepat, sekitar 10 menit.
Warung Mira menghidangkan satu piring tipat santok dalam porsi kecil. Jika kita lapar berat mungkin bisa didahului dengan appetizer berupa jaje (jajan/kue, Red) Bali, seporsi jajan basah tradisional Bali dengan gula aren khas Warung Mira.
Satu porsi tipat santok di Warung Mira dihargai Rp 6.000,-. Harga ini memang lebih mahal dibandingkan dengan harga rata-rata tipat santok lainnya. "Harga sudah termasuk pajak yang rutin ditagih pemerintah di warung saya,"ujar Ni Made Masini, si pemilik warung.
Warung Mira memang besar untuk ukuran penjual jajanan tradisional di Denpasar. Menempati dua kios ruko, dengan enam pegawai berseragam. Menampung kita sekitar 20 orang, warung ini selalu terlihat ramai dari pagi sampai sore. Mau ngemil atau makan besar, silakan....
Selain tipat cantok, Warung Mira dengan tagline "aneka makanan khas Kabupaten Buleleng" ini menyediakan rujak cuka gula, rawon pangi Buleleng, dan lainnya. Beberapa masakan mengandung babi, dan tercetakjelas di lembaran menunya.
Namun, untuk panganan nonbabi sepertijo/e Bali dan tipat santok dibuat di wadah berbeda dan tidak tercampur dengan bahan makanan lain [Luh De Suriyani/Wisata Jajan Bali - 2010]
Warung MiraJln. Katrangan No. 41, DenpasarTelp.: 0361-231953Buka: Tiap hari pukul 10.00-20.00 WITATutup: Hari raya Nyepi, Galungan, dan Kuningan.