Intisari-Online.com - Jangan mengaku pernah ke Jakarta, apalagi tinggal di Jakarta, kalau belum nyobain makanan khas Betawi. Salah satunya ketupat sayur. Dijamin masakan ini bisa bikin lidah bergoyang dan badan berkeringat, lantaran bumbu sayurnya yang - anak-anak ABG sekarang bilang - "betawi banget", alias "berani santen", dan nyelekit (berasa pedes-manisnya) di ujung lidah.
Sesuai julukannya, ketupat sayur terdiri atas ketupat (tentu tak asing lagi, karena dikenal di hampir seluruh daerah di Indonesia) dan sayuran (bisa pepaya muda, kacang panjang, atau labu siam) yang diiris kecil-kecil. Potongan sayuran itu lantas diolah dengan bumbu (setiap warung ketupat rata-rata mengaku punya ramuan "rahasia" sendiri) yang lazimnya terdiri atas santan, serai, lengkuas, daun salam, cabai, bawang merah dan putih, serta terasi goreng.
Ditambah kerupuk (syukur kalau ketemu kerupuk udang) dan bawang goreng, rona merah yang ditebar sayur pepaya muda niscaya membangkitkan nafsu makan setiap mata yang memandang.
Cukup?
'Ntar dulu. Ketupat sayur ini - biasanya disajikan saat hangat - jauh lebih afdol jika dimakan bersama "musuh-musuhnye". Silakan pilih sendiri, mau diajak bertempur melawan semur tahu, semur tempe, semur telur, semur daging, ayam goreng, empal, atau pindang bandeng. Terserah deh, semua sama enaknya.
Evolusi 30 tahun
Menurut takdirinya, hampir semua orang Betawi mestinya pernah dan bisa membuat ketupat sayur, karena status sang ketupat sebagai hidangan wajib di hari Idul Fitri dan Idul Adha. Sampai- sampai ada pemeo yang hingga sekarang masih berlaku, "Bukan orang Betawi kalo di dapurnya enggak kelihatan ketupat begelantungan dan sayur pepaya nangkring di penggorengan saat Lebaran".
Saking gapenya (piawai) bikin masakan ketupat sayur, sebagian dari mereka kemudian mencari peruntungan dengan membuka
warung. Nah, salah satu tempat yang dianggap sebagai "sentra" ketupat sayur khas Betawi - dan dikelola langsung oleh orang Betawi - adalah kawasan Rawabelong dan sepanjang Jin. Raya Kebayoran Lama.
Ada warung yang sengaja memasang papan nama (misalnya warung "Bang Muri" yang terletak pas di pertigaan Rawabelong - Jin. Raya Kebayoran lama), tapi lebih banyak lagi yang hadir tanpa papan nama. Namun, jika tak sungkan bertanya pada warga sekitar, tak 'kan sulit mendapati warung-warung ketupat sayur itu.
Satu di antara warung tanpa papan nama itu, bahkan digadang-gadang sebagai salah satu yang terlezat di Jakarta. Warung Babe Mahmud atau Haji Mahmud, bukan hanya tak punya papan nama, tapi juga tak pernah memasang iklan di media, la dikenal orang berkat promosi dari mulut ke mulut.
Karena tak bernama, sebaiknya pasang mata baik-baik jika hendak mampir di kedai bercat putih polos yang terletak tak jauh dari
kantor Tabloid Kontan itu. "Sejak kelas tiga SMP saya sering makan di warung Haji Mahmud. Sekarang, kalau ada waktu, saya selalu ngajak teman-teman kantor makan siang di sini," celoteh Evi, karyawan swasta yang berkantor di kawasan Slipi, Jakarta Barat.
Evi mengaku belum menemukan ketupat sayur yang lebih enak dari racikan kedai Babe Mahmud. "Di sini sayurnya enak banget, campuran kacang panjang yang diiris kecil-kecil dan kacang tolo."
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR