Intisari-Online.com -Pemerintah Indonesia akan mencairkan Bantuan Langsung Tunia Rp600.000 pada Februari ini.
BLT tersebut dicairkan dalam tiga periode salam tiga bulan.
Dikutip dari Serambi,pemerintah mengumumkan rencana pemberian bantuan langsung tunai (BLT) untuk belasan juta keluarga miskin yang tergolong keluarga penerima manfaat (KPM).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, BLT ini bernama BLT BLT Mitigasi Risiko Pangan.
Bantuan ini dimaksudkan untuk menggantikanBLT El Nino yang telah digelontorkan pada pengujung tahun 2023.
Besaran BLT yang akan diberikan ialah sebesar Rp 200.000 per bulan untuk periode Januari-Maret.
Sehingga total setiap KPM menerima Rp 600.000, yang seluruhnya akan mulai disalurkan pada Februari.
"Tiga bulan pertama nanti diberikan, nanti sekitar bulan Februari yang besarnya Rp 200.000 per bulan," kata dia dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (29/1/2024).
BLT tersebut akan menyasar 18,8 juta KPM, sebagaimana target penyaluran pada BLT El Nino yang datanya berasal dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Airlangga menjelaskan, BLT tersebut diberikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah risiko inflasi pangan.
Pemerintah pun membuka opsi BLT Rp600.000 dilanjutkan untuk periode April-Juni.
Tetapi akan melihat dahulu pelaksanaan BLT pada periode tiga bulan pertama tahun ini terlebih dahulu.
"BLT itu akan dievaluasi tiga bulan lagi," kata Airlangga.
Butuh dana Rp 11,25 triliun
Sementara itu, menurut Menteri KeuanganSri Mulyani Indrawati, untuk menjalankan program BLT Mitigasi Risiko Pangan pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 11,25 triliun.
"Kalau untuk tiga bulan itu (dana disiapkan) Rp 11,25 triliun," ujar dia.
Bendahara negara itu menyebutkan, anggaran tersebut merupakan total kebutuhan dana dari pelaksanaan BLT Mitigasi Risiko Pangan yang disiapkan untuk 18,8 juta KPM.
Besaran anggaran BLT itu lebih tinggi dari BLT serupa yang dikucurkan pada pengujung tahun 2023, yakni BLT El Nino dengan anggaran sebesar Rp 7,52 triliun.
Lebih tingginya anggaran disiapkan tidak terlepas dari besaran BLT yang meningkat.
Di mana untuk BLT El Nino besaran bantuan diberikan sebesar Rp400.000 untuk setiap KPM.
Sehingga ada kenaikan Rp200.000 setiap KPM dalam BLT Mitigasi Risiko Pangan.
Meskipun baru diumumkan pada pengujung Januari, pemerintah memastikan bahwa BLT Mitigasi Risiko Pangan akan dapat disalurkan pada Februari mendatang.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menjelaskan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) disiapkan pemerintah untuk lebih fleksibel sehingga dapat mengantisipasi berbagai risiko yang ada.
"Jadi APBN kita kan fleksibel, dan kita selalu antisipasi kebutuhan-kebutuhan," ucap Febrio.