Intisari-Online.com -Seperti yang diutarakan oleh Mahyudin Al Mudra dari Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, kuliner Melayu tersebar di sepanjang wilayah Semenanjung Melayu. Unsur dasarnya boleh sama, tapi setiap daerah mempunyai ciri khasnya masing-masing. Satu lagi, kuliner Melayu bumbu aslinya sulit dicari.
Perbedaan besar terdapat pada masakan melayu di Malaysia dan Indonesia (Aceh, Riau, dan beberapa wilayah di Sumatera). Masakan melayu di Malaysia lebih berani menggunakan bumbu dasar yang kering, beraroma tajam, dan citarasanya khas. Dan ini jarang ditemukan pada makanan-makanan melayu di Indonesia.
Jenis rempah seperti kapulaga, kaskas, dan pekak atau kembang lawang, cenderung tidak populer di Indonesia. Alasannya, rempah jenis ini mengeluarkan aroma serupa jamu yang tidak terlalu disukai.
Khusus kaskas, rempah ini sangat sulit ditemukan. Awalnya biji dari tumbuhan Poppy itu tumbuh di Timur Tengah. Perdagangan dari rempah yang rasanya pedas ini juga sangat kecil. Kaci-kaci, begitu orang Aceh menyebut kaskas, hanya ditambahkan untuk memperkuat cita rasa kari, gulai, mi aceh, soto banjar, dan yang lain.
Kapulaga dan kepak relatif masih bisa ditemukan di beberapa restoran di Indonesia. Terutama kapulaga, selain menjadi rempah andalan untuk menyedapkan kudapan, juga banyak dimanfaatkan untuk pengobatan. Sedangkan pekak, banyak digunakan untuk penyedap makanan.