Intisari-Online.com - Peristiwa G30S/PKI adalah salah satu peristiwa sejarah yang paling kontroversial di Indonesia.
Hingga kini, masih banyak pertanyaan dan perdebatan tentang siapa sebenarnya dalang, pelaku, dan korban dari peristiwa G30S/PKI.
Lalu bagaimanakah cara menyikapi kontroversi seperti peristiwa G30S/PKI yang sarat dengan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia?
Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut dengan mengacu pada penjelasan dari para ahli, saksi, dan korban.
Kontroversi Peristiwa G30S/PKI
Selama masa Orde Baru yang dibangun oleh Suharto, versi resmi tentang peristiwa G30S/PKI adalah bahwa PKI adalah pelaku utama yang berusaha melakukan kudeta terhadap Presiden Sukarno dan membunuh para jenderal yang loyal kepada negara.
Versi ini disebarkan melalui berbagai media, pendidikan, dan propaganda, termasuk film G30S/PKI yang diputar setiap tahun pada tanggal 30 September.
Versi ini juga menyebutkan bahwa PKI berencana untuk melakukan pembunuhan massal terhadap orang-orang yang tidak sejalan dengan ideologi komunis, dan bahwa PKI mendapat bantuan dari China dan Uni Soviet.
Namun, versi resmi ini dipertanyakan oleh banyak pihak, termasuk para sejarawan, aktivis, dan korban.
Mereka menunjukkan bahwa ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa PKI tidak terlibat dalam perencanaan atau pelaksanaan G30S/PKI, dan bahwa pembantaian massal adalah hasil dari konspirasi antara militer, pihak asing, dan kelompok anti-komunis lainnya.
Baca Juga: Sejarah Peristiwa G30S PKI Lengkap: Penculikan Jadi Serangan Berdarah
KOMENTAR