Intisari-Online.com - Dalam Jelajah Sepeda Kompas Manado - Makassar yang diselenggarakan tanggal 18 - 31 Agustus 2014, pada etape pertama Manado - Amurang, atas saran Kapolres Tomohon, peserta dibelokkan untuk menengok pesona Danau Linow.Meski harus melewati jalan sempit berkelok menanjak dan disusul turunan sehingga peserta harus waspada, semua usaha itu terbayar begitu memasuki kawasan objek wisata Danau Linow. Airnya saat itu berwarna hijau. Bau belerang menyengat sesekali. Saya langsung teringat dengan danau serupa di Dieng.Menurut sosiolog Universitas Sam Ratulangi, Alex Ulaen, Linow berasal dari kata lilinowan yang artinya tempat berkumpul air. Kata itu diambil dari bahasa Tombulu atau bahasa dari salah satu etnis di Minahasa. Danau Linow memiliki luas sekitar 35 hektar dengan kedalaman sekitar 5 meter. Pesonanya sudah bisa terlihat jelas dari atas bukit sebelum turun menuju bibir danau.Dari ketinggian bukit, warna Danau Linow bisa berubah-ubah, dari biru, hijau menjadi cokelat kekuningan. Perubahan warna itu disebabkan kandungan belerang di danau. Kandungan belerang itu sendiri karena di salah satu sisi danau terhubung langsung dengan sumber air yang mengandung belerang dan mengalir ke dalam danau. Penyebab lainnya karena pembiasan cahaya dan pantulan dari vegetasi di sekitar danau.Pesona Danau Linow sangat pas dinikmati saat pagi atau sore hari. Di waktu-waktu tersebut, cuaca terasa sejuk karena terik matahari berkurang. Suasana pagi di Danau Linow akan semakin terasa nyaman karena ditemani kicau burung.Dari pusat Kota Tomohon, Danau Linow berjarak sekitar 3 kilometer menuju arah barat, persisnya di Kelurahan Lahendong, Kecamatan Tomohon Selatan. Danau Linow mudah ditemukan karena akses menuju sana melewati jalan utama yang menghubungkan Tomohon dan Kawangkoan di Kabupaten Minahasa. Dari Tomohon ke Kawangkoan, Danau Linow terletak di sisi kiri jalan.Sementara Tomohon sendiri berjarak sekitar satu jam perjalanan darat atau sekitar 27 kilometer dari Kota Manado. Jalan menuju Tomohon berliku dan melewati perbukitan. Sepanjang jalan menuju Tomohon nyaris dipenuhi penjual buah-buahan, seperti pisang, duku, dan rambutan. Hamparan hutan dan pohon cengkeh juga menjadi pemandangan sepanjang jalan.Di kawasan sekitar Danau Linow banyak ditemukan beberapa tempat pemandian air panas. Diduga, sumber belerang dan mata air panas tersebut berhubungan dengan Gunung Lokon yang masih aktif. Gunung yang terlihat gagah nan elok dari pusat Kota Tomohon tersebut terakhir kali meletus pada September 2013.Tidak mahal untuk berwisata ke Danau Linow. Pengunjung cukup membayar tiket masuk seharga Rp 5.000 per orang. Dengan harga tersebut, pemandangan indah di danau yang dikelilingi perbukitan tersebut langsung menghibur mata pengunjung. Belum lagi hawa sejuk yang menyelimuti danau, dengan suhu udara 18-20 derajat celsius, membuat suasana semakin nyaman dan segar.Pengunjung juga dimanja dengan keberadaan kafe yang terletak di sisi bukit yang mengitari danau. Menikmati kopi dan pisang goreng sungguh nyaman sembari melihat pemandangan ke seluruh area danau. Duduk berlama-lama di kafe terasa tak membosankan karena indahnya pemandangan danau dan sejuknya udara.Jalan menuju bibir danau terbuat dari kayu dan bambu yang dibangun seperti dermaga. Tepat di ujung jalan tersedia sarana wisata berupa perahu kayuh (dikayuh dengan pedal mirip sepeda) dan kano yang bisa disewa.Dengan perahu kayuh atau kano, pengunjung bisa mengitari seluruh area. Hanya saja, pengunjung dilarang mendekat ke bagian danau yang dialiri sumber air panas. Pengunjung juga harus mewaspadai cuaca, terutama di musim hujan, saat memakai kano atau perahu kayuh. Perahu bisa oleng jika angin datang dan ombak tinggi.Selesai menikmati keindahan Danau Linow peserta Jelajah meneruskan perjalanan dengan mengitari danau. Jalanan sedikit rusak namun terhibur oleh keindahan danau dan rimbunnya pepohonan. Jalur ini tembus ke lokasi sumur geothermal yang menyupplai sebagian listrik Manado.