Intisari-online.com - Bayangkan Anda adalah seorang prajurit yang harus menghadapi pasukan musuh yang berjumlah ratusan ribu orang, sementara pasukan Anda hanya berjumlah beberapa ribu orang.
Apa yang akan Anda lakukan? Apakah Anda akan menyerah, melarikan diri, atau berjuang sampai titik darah penghabisan?
Itulah yang dialami oleh Khalid bin Walid, seorang komandan militer Muslim yang dikenal sebagai pedang Allah yang tak terkalahkan.
Ia adalah seorang jenius perang yang berhasil mengalahkan pasukan Romawi dan Persia yang jauh lebih besar dan lebih kuat dari pasukan Muslim. Ia adalah seorang pahlawan Islam yang membuka jalan bagi penyebaran Islam di Timur Tengah.
Ia adalah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang mengorbankan segalanya untuk agama Allah.
Khalid bin Walid lahir pada tahun 585 Masehi di Mekah, dari klan Makhzum, salah satu klan terpandang dari suku Quraisy.
Ia adalah seorang prajurit berkuda yang handal, berani, dan cerdas. Ia terkenal sebagai salah satu musuh utama Nabi Muhammad SAW pada masa awal dakwah Islam.
Khalid memimpin pasukan Quraisy dalam beberapa pertempuran melawan pasukan Muslim, seperti Pertempuran Uhud dan Pertempuran Khandaq.
Namun, setelah menyaksikan keajaiban dan kebenaran Islam, ia akhirnya memeluk agama Islam pada tahun 627 atau 629 Masehi, dan bersumpah setia kepada Nabi Muhammad SAW.
Sejak saat itu, Khalid bin Walid menjadi salah satu komandan militer terbaik dalam sejarah Islam. Ia mendapat gelar Saifullah, atau pedang Allah, dari Nabi Muhammad SAW, karena keberaniannya dan kelihaianya dalam berperang.
Khalid memimpin pasukan Muslim dalam banyak pertempuran penting, seperti Pertempuran Mu'tah, Pembebasan Makkah, Pertempuran Hunain, dan Perang Riddah.
Ia juga memainkan peran besar dalam penaklukan Islam di Irak dan Suriah, mengalahkan pasukan Persia dan Bizantium yang jauh lebih besar dan lebih kuat. Ia dikenal sebagai seorang ahli strategi militer yang tidak pernah kalah dalam pertempuran sepanjang hidupnya.
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR