Kisah Tragis Julian Dwi Setiyono, Masinis Yang Meninggal Karena Adu Banteng KA Turangga Dan KA Bandung Raya

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Penulis

Julian Dwi Setiyono menjadi salah satu korban tabrakan KA Turangga dan KA Bandung Raya.
Julian Dwi Setiyono menjadi salah satu korban tabrakan KA Turangga dan KA Bandung Raya.

Intisari-Online.com -Tabrakan KA Turangga dan KA Bandung Raya memakan korban empat orang meninggal dunia.

Salah satunya adalah sang masinis Julian Dwi Setiyono.

Pria 28 tahun itu adalah misnis KA 350 Commuter Line Bandung Raya.

Julian Dwi Setiyono tinggal di Bukit Permata E-8 Nomor 3, RT 2/RW 22, Kelurahan Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Julian menikah tahun 2019 dan telah memiliki anak perempuan semata wayang yang masih berusia 3 tahun.

Terkait suasana di rumah duka diungkapkan oleh Brahma Adi Prasetyo, sahabat Julian.

Dia mengaku tak menyangka sahabatnya tutup usia di umur yang terbilang muda.

"Infonya (Jenazah) masih di RSUD Cicalengka. Gak pernah menyangka. Dia masih muda, masih sehat, tapi yang namanya takdir gak pernah direncanakan," ungkap Brahma saat ditemui di rumah duka, Jumat (5/1).

Korban yang akrab dipanggil Yono tersebut menempuh pendidikan di SDN Sukamaju, SMP di Padalarang dan melanjutkan sekolah di SMK di Kota Cimahi.

Setelah lulus dari SMK pada tahun 2013, Julian bekerja sebagai graphic designer di Bogor dan Jakarta.

Lalu Julian melamar kerja ke PT KAI hingga akhirnya mendapat panggilan dan diterima antara tahun 2016 atau 2017.

"Dia sempat jadi asisten dulu, kan. Nah, selang beberapa tahun naik jadi masinis setelah menjalani sekolah dan pendidikan," kata dia.

"Kemudian pas saya tanya juga dia memang ingin melanjutkan karier di PT KAI."

Meski sudah memiliki karier yang cukup mentereng, kata dia, Julian tetap ramah dan baik kepada teman lamanya.

"Saya tahu betul bagaimana Yono, karena dia teman saya dari kecil. Yono dikenal sebagai pribadi yang baik dan taat beragama apalagi setelah menikah tahun 2019," kata Brahmana.

Sementara itu mertua Julian, Khodijah (48) berkaca-kaca saat menceritkan sosok menantunya.

"Dia itu (Julian) baik banget dan saleh. Dia menantu paling baik. Julian bekerja (di PT KAI) itu belum terlalu lama," ujar Iah Khodijah saat ditemui di rumah duka, Jumat (5/1).

Selama ini, Julian dan istrinya Santika Pujasari (28) serta anak perempuannya yang baru berusia 3 tahun tinggal di Kompleks Mekarsari Eco Living, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, KBB.

"Saya sendiri terakhir ketemu tanggal 1 (Januari 2023), waktu itu cuma kumpul-kumpul keluarga saja di Cianjur. Jadi kumpulnya dari tanggal 30, 31, dan tanggal 1 dia pulang," katanya.

Salah satu korban meninggal adalah Ardiansyah (30), seorang train attendant asal Kampung Balekambang RT 02/RW 26, Sukamaju, Majalaya, Kabupaten Bandung.

Train attendant adalah petugas PT KAI yang melayani segala kebutuhan penumpang selama di dalam kereta.

Adik korban, Bagas (27), mengaku tak menyangka sang kakak menjadi korban kecelakaan kereta itu.

Menurut Bagas, ia berada di kantor saat mengetahui kakaknya menjadi korban kecelakaan kereta api.

"Almarhum sosok yang hangat dan selalu ada untuk keluarganya," ujarnya saat dihubungi Tribunjabar.id, Jumat (5/1).

Bagas mengatakan, korban merupakan orang yang cukup humoris dan tidak pernah memperlihatkan keluh kesah di depan keluarganya.

"Sosok yang periang dan beliau selalu ada ketika saya butuh sosok yang menemani. Saat ini belum pasti akan dimakamkan di mana," ujar Bagus.

Sementara itu orang tua Ardiansyah, Nunung Nurhayati (60) dan Endang Kurnia (65), membenamkan wajah pada telapak tangan mereka.

Sambil menangis tersedu-sedan, Nunung memanggil-manggil nama anaknya.

Dalam tangisnya yang tak terbendung itu, Nunung, ibunda Ardiansyah (30), bertanya bagaiaman kehidupannya sehari-hari tanpa Ardiansyah.

"Mamah jeung saha (Mama nanti dengan siapa)?" kata Nunung sambil terus menangis.

Sejumlah orang berseragam PT Kerta Api Indonesia (KAI) mendekatinya dan mencoba menenangkan Nunung.

Sementara itu ada empat korban meninggal dalam tragedi kecelakaan kereta api tersebut.

Selain Julian Dwi Setiyono, korban meninggal adalah Ponisa, asisten masinis KA KRD Lokal Padalarang-Cicalengka.

Dari empat korban meninggal dunia, baru dua yang berhasil dievakuasi yakni Julian Dwi setiono dan Ponisa.

“Ada dua korban lagi yang saat ini belum bisa dievakuasi. Kedua korban ini merupakan pegawai KAI dan belum bisa diidentifikasi,” ucap Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo, Jumat (5/1/2024).

Artikel Terkait