Intisari-online.com - Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam karena letak geografis dan iklimnya.
Sepanjang tahun 2023, Indonesia telah mengalami berbagai bencana alam yang menimbulkan kerugian materiil dan korban jiwa.
Berdasarkan data resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), periode 1 Januari hingga 30 September 2023, tercatat ada 3.028 bencana alam yang melanda Indonesia.
Jenis bencana alam terbanyak adalah hidrometeorologi, seperti banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan kekeringan.
Selain itu, ada juga bencana alam geologi, seperti gempa bumi, erupsi gunung api, dan gelombang pasang.
Banjir menjadi bencana alam terbanyak yang terjadi di Indonesia sepanjang 2023, yaitu sebanyak 890 kejadian.
Banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, drainase yang buruk, penggundulan hutan, dan perubahan penggunaan lahan.
Banjir menyebabkan genangan air yang merendam rumah, fasilitas umum, dan lahan pertanian.
Banjir juga mengakibatkan penyakit, seperti diare, demam tifoid, dan leptospirosis.
Cuaca ekstrem menjadi bencana alam kedua terbanyak yang terjadi di Indonesia sepanjang 2023, yaitu sebanyak 858 kejadian.
Cuaca ekstrem meliputi angin kencang, puting beliung, hujan es, hujan lebat, dan petir.
Baca Juga: Bentuk Aktivitas Manusia yang Berpotensi Menimbulkan Bencana yang Terkait Dengan Atmosfer!
Cuaca ekstrem dapat merusak bangunan, menumbangkan pohon, memutuskan aliran listrik, dan mengganggu transportasi.
Cuaca ekstrem juga dapat memicu bencana alam lain, seperti banjir, tanah longsor, dan kebakaran hutan.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi bencana alam ketiga terbanyak yang terjadi di Indonesia sepanjang 2023, yaitu sebanyak 668 kejadian.
Karhutla disebabkan oleh faktor alam, seperti petir dan suhu tinggi, maupun faktor manusia, seperti pembukaan lahan, pembakaran sampah, dan rokok.
Karhutla menghasilkan asap yang mencemari udara, mengganggu kesehatan, dan mengurangi visibilitas.
Karhutla juga merusak ekosistem, menghilangkan habitat satwa, dan menyebabkan kerugian ekonomi.
Tanah longsor menjadi bencana alam keempat terbanyak yang terjadi di Indonesia sepanjang 2023, yaitu sebanyak 449 kejadian.
Tanah longsor disebabkan oleh faktor alam, seperti curah hujan yang tinggi, kemiringan lereng, dan gempa bumi, maupun faktor manusia, seperti penggundulan hutan, penambangan, dan pembangunan.
Tanah longsor dapat menimbun rumah, jalan, dan lahan pertanian. Tanah longsor juga dapat menimbulkan korban jiwa, luka-luka, dan hilangnya harta benda.
Kekeringan menjadi bencana alam kelima terbanyak yang terjadi di Indonesia sepanjang 2023, yaitu sebanyak 114 kejadian.
Kekeringan disebabkan oleh faktor alam, seperti curah hujan yang rendah, suhu tinggi, dan fenomena El Nino, maupun faktor manusia, seperti penggunaan air yang berlebihan, irigasi yang tidak efisien, dan perubahan penggunaan lahan.
Kekeringan dapat menyebabkan krisis air, gagal panen, kelaparan, dan konflik sosial.
Selain lima jenis bencana alam tersebut, Indonesia juga mengalami bencana alam geologi, seperti gempa bumi, erupsi gunung api, dan gelombang pasang.
Gempa bumi terjadi sebanyak 26 kejadian, erupsi gunung api terjadi sebanyak dua kejadian, dan gelombang pasang terjadi sebanyak 24 kejadian.
Bencana alam geologi dapat menyebabkan kerusakan bangunan, tanah retak, tsunami, dan letusan piroklastik.
Bencana alam yang terjadi di Indonesia sepanjang 2023 telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi masyarakat, lingkungan, dan pembangunan.
Menurut data BNPB, bencana alam telah menyebabkan 203 orang meninggal, 5.257.786 orang menderita dan mengungsi, 5.553 orang luka-luka, dan 10 orang hilang.
Bencana alam juga telah merusak 24.972 rumah, 344 fasilitas pendidikan, 314 fasilitas peribadatan, dan 52 fasilitas kesehatan.
Bencana alam yang terjadi di Indonesia sepanjang 2023 menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki tantangan besar dalam hal penanggulangan bencana.
Bencana alam tidak hanya dipengaruhi oleh faktor alam, tetapi juga oleh faktor manusia, seperti perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan ketidakpedulian masyarakat.
Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi dampak bencana alam.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Baca Juga: Apa Manfaat Data Satelit Terhadap Pengurangan Dampak Bencana?
- Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam melalui sosialisasi, simulasi, dan pembentukan kelompok siaga bencana.
- Meningkatkan kapasitas lembaga penanggulangan bencana, baik di tingkat pusat, daerah, maupun desa, melalui peningkatan sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran.
- Meningkatkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri, dalam hal mitigasi, kesiapsiagaan, respons, dan pemulihan bencana.
- Meningkatkan upaya mitigasi bencana alam melalui penerapan kebijakan, regulasi, dan tata kelola yang baik, serta perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
- Meningkatkan upaya adaptasi terhadap bencana alam melalui pengembangan teknologi, inovasi, dan pengetahuan yang sesuai dengan kondisi lokal dan budaya masyarakat.
Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang tangguh dan berdaya saing dalam menghadapi bencana alam.
Indonesia juga dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain yang mengalami bencana alam serupa.
Semoga artikel ini dapat memberikan informasi dan inspirasi bagi pembaca.