Ikut Berjuang Dirikan Kerajaan Majapahit, Ranggalawe Justru Berakhir Sebagai Pemberontak, Biang Keroknya Mahapati

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Ranggalawe, ikut berjuang dirikan Kerajaan Mataram, berakhir sebagai pemberontak gegara hasutan Mahapatih.
Ranggalawe, ikut berjuang dirikan Kerajaan Mataram, berakhir sebagai pemberontak gegara hasutan Mahapatih.

Intisari-Online.com -Ada beberapa tokoh pilih tanding yang mendampingi Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.

Selain Nambi dan Lembu Sora, ada juga nama Ranggalawe, panglima perang andalan Raden Wijaya.

Ranggalawe juga sahabat dekat Raden Wijaya.

Meski punya jasa dalam berdirinya Majapahit, Ranggalawe nyatanya nestapa di akhir hayatnya.

Putra Arya Wiraraja itu tewas sebagai sebagai seorang pemberontak.

Soal kapan Ronggolawe memberontak ada beberapa perbedaan pendapat.

Jika mengacu pada Kitab Pararaton,perlawanan Ranggalawe adalah pemberontakan pertama di Kerajaan Majapahit yang diperkirakan terjadi pada 1295, setelah kematian Raden Wijaya.

Tapi menurut Negarakartagama, Raden Wijaya meninggal pada 1309, itu artinya pemberontakan itu terjadi saat Raden Wijaya masih hidup.

Meski Nagarakretagama memiliki banyak data yang lebih akurat dibanding Pararaton, para sejarawan meyakini Pemberontakan Ranggalawe terjadi pada 1295.

Hal ini didukung oleh fakta lain yang menyatakan bahwa Ranggalawe diduga meninggal pada 1295.

Pararaton menyebut Pemberontakan Ranggalawe disebabkan oleh hasutan seorang pejabat licik bernama Mahapati.

Sejak berdirinya Kerajaan Majapahit, Mahapati sangat senang mengadu domba hingga menyebabkan permusuhan di antara para sahabat Raden Wijaya.

Pemberontakan Ranggalawe juga disebutkan dalam Kidung Panji Wijayakrama dan Kidung Ranggalawe.

Konon, Ranggalawe merasa tidak puas karena hanya diberi posisi sebagai Adipati Tuban.

Selain itu, pemberontakan juga dipicu oleh kekesalan Ranggalawe atas pengangkatan Nambi sebagai rakryan patih.

Menurut Ranggalawe, jabatan itu seharusnya diberikan kepada pamannya, Lembu Sora, yang jasanya lebih besar daripada Nambi.

Akan tetapi, Lembu Sora justru tidak setuju dengan Ranggalawe dan tetap mendukung Nambi sebagai patih.

Suatu hari, Ranggalawe menyuarakan ketidakpuasannya di hadapan Raden Wijaya.

Namun, karena tuntutannya diabaikan, ia memilih untuk membuat kekacauan di istana.

Lembu Sora kemudian menasihati keponakannya untuk meminta maaf kepada raja.

Ranggalawe menolak dan memilih kembali ke Tuban.

Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh Mahapati untuk menghasut Nambi.

Mahapati melaporkan bahwa Ranggalawe sedang menyusun pemberontakan dan meminta izin kepada Nambi untuk menyerangnya.

Ranggalawe yang mendengar serangan tersebut segera menyiapkan pasukan untuk menghadang prajurit Majapahit.

Pertempuran akhirnya terjadi di dekat Sungai Tambak Beras, Jombang, antara pasukan Ranggalawe melawan prajurit Majapahit yang dipimpin oleh Nambi, Kebo Anabrang, dan Lembu Sora.

Dalam pertempuran tersebut, Ranggalawe terbunuh oleh Kebo Anabrang.

Sementara itu, Lembu Sora yang tadinya berada di kubu Majapahit, tetap tidak terima dengan perlakuan kejam Kebo Anabrang terhadap keponakannya.

Oleh karena itu, Lembu Sora langsung menikam Kebo Anabrang hingga tewas.

Setelah pertempuran, Raden Wijaya tetap mengampuni semua anggota pasukan Ranggalawe.

Itulah sedikit kisah tentang Ranggalawe, sahabat Raden Wijaya yang di akhir hidupnya menjadi pemberontak.

Artikel Terkait