8 Tanda Kita Benar-Benar Membutuhkan Liburan (1)

Lintang Bestari

Editor

8 Tanda Kita Benar-Benar Membutuhkan Liburan (1)
8 Tanda Kita Benar-Benar Membutuhkan Liburan (1)

Intisari-Online.com -Survei tahun 2011 yang dilakukan American Psychological Association menunjukkan bahwa 1 dari 3 responden mengatakan mereka selalu merasa tegang dan stres pada hari kerja. Menurut review dari para peneliti di University of South Florida, stres tingkat tinggi tidak hanya menurunkan semangat kerja tapi juga menyebabkan sakit perut, gangguan tidur, sakit kepala dan lain-lain. Inilah 8 tanda kita benar-benar membutuhkan liburan:

Setiap masalah kecil berubah jadi besarTidak ada orang yang suka disalahkan. Oleh karena kita harus bisa menangani masalah yang datang sekali atau dua kali. Sikap positif adalah kuncinya. Jika kita terus menyalahkan rekan kerja atas masalah yang datang, itu artinya kita memerlukan waktu istirahat untuk ‘mengisi ulang’ tenaga.

Rekan kerja selalu bertanya apakah kita baik-baik sajaKetika kita sedang stres, orang lain mungkin akan mengetahui terlebih dahulu dibading kita. Jika ada teman kerja yang mengatakan ‘kamu terlihat lelah’ atau bertanya ‘ada sesuatu yang salah?’, itu pertanda stres kita sudah mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan jelas bahwa kita harus beristirahat sejenak dari kantor. Tanda lainnya: kita jadi lebih pemarah sehingga teman-teman menjaga jarak. Jika begitu kasusnya, maka itu tanda kita benar-benar membutuhkan liburan meskipun hanya dua hari atau pada long weekend.

Kita mulai membuat kesalahan“Stres kronis diketahui sebagai penyebab kesalahan pada pekerjaan dan itu merupakan tanda kita harus mundur sejenak,” ujar Paula Davis Laack, pengarang buku Addicted to Busy. Beberapa studi telah menunjukkan, ketika dokter sedang berada pada kondisi tertekan atau memiliki beban pekerjaan yang sangat berat mereka cenderung lebih banyak melakukan kesalahan – yang tentunya merupakan kesalahan fatal di bidang kedokteran karena bisa membahayakan keselamatan pasien. Jika kita sedang mengerjakan proyek pekerjaan dan merasa tergelincir, cara terbaik adalah segera menyelesaikannya lalu segera ambil waktu liburan sehingga kita tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Merasa sinisSemuanya terasa membosankan bagi kita, tidak ada yang menarik dan tidak ada hal yang membuat kita berpikiran positif mengenai tempat kerja. Ketika pikiran sinis tersebut mulai meresap di otak kita, maka sebentar lagi semangat kerja kita akan terbakar habis. Andrew Shatte, ahli penanganan stres dan pengarang buku meQuilibrium: 14 Days to Cooler, Calmer and Happier menyarankan jika kita sedang kecewa dengan masalah kantor, hubungi teman lama dan ajak ia mengobrol selama beberapa menit. “Kita pasti ingin menyeimbangkan pengalaman buruk dengan pengalaman baik lainnya,” kata Shatte.