Intisari-online.com - Indonesia adalah negara yang kaya akan sejarah dan budaya.
Salah satu bukti sejarah yang menarik untuk diketahui adalah tentang Kerajaan Kutai, kerajaan Hindu tertua di Nusantara yang berdiri sekitar abad ke-4 Masehi di Kalimantan Timur.
Kerajaan ini memiliki banyak rahasia yang belum terungkap, mulai dari asal-usul, masa kejayaan, hingga peninggalan yang masih bisa dilihat hingga kini.
Berikut adalah beberapa rahasia yang berhasil saya ungkap tentang Kerajaan Kutai.
Asal-Usul Kerajaan KutaiSalah satu rahasia yang masih menjadi perdebatan para ahli adalah tentang asal-usul Kerajaan Kutai.
Ada dua pendapat yang berbeda mengenai hal ini.
Pendapat pertama mengatakan bahwa Kerajaan Kutai didirikan oleh seorang Maharesi yang berasal dari India, bernama Rajadirajaguru Jayasingawarman, yang kemudian bergelar Sri Maharaja Kudungga.
Ia datang ke Nusantara sebagai pengungsi akibat terjadi peperangan besar di India.
Ia mendapatkan izin dari raja Jawa Barat, Dewawarman VIII, yang merupakan raja Salakanagara, untuk mendirikan pemukiman baru di dekat sungai Citarum.
Pemukiman tersebut dinamakan Tarumadesya, yang kemudian berkembang menjadi kota dan kerajaan Kutai.
Pendapat kedua mengatakan bahwa Kerajaan Kutai adalah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara, yang merupakan kerajaan tertua di Jawa Barat.
Menurut prasasti Kebon Kopi II, raja pertama Kutai adalah Candrabhaga, yang merupakan putra dari Dewawarman VIII.
Ia naik tahta pada tahun 397 Masehi dan memindahkan ibu kota kerajaan dari Salaka ke Sundapura, yang terletak di sekitar Bogor sekarang.
Ia kemudian menikah dengan seorang putri dari Kerajaan Campa (Kamboja), yang membawa pengaruh budaya Hindu ke Kutai.
Masa Kejayaan Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai mencapai masa kejayaannya pada masa pemerintahan Mulawarman, yang merupakan raja ketiga Kutai.
Ia memerintah pada tahun 408-427 Masehi dan berhasil memperluas wilayah kerajaannya hingga mencakup sebagian besar Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Selatan, dan sebagian Kalimantan Tengah.
Ia juga dikenal sebagai raja yang beragama Hindu, khususnya aliran Wisnu, dan sangat dermawan.
Ia membangun banyak candi, stupa, dan patung untuk memuliakan dewa-dewa Hindu, serta memberikan banyak hadiah dan sumbangan kepada para brahmana, biksu, dan rakyatnya.
Mulawarman juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia, terutama dengan Cina.
Ia mengirimkan utusan dan upeti ke Cina pada tahun 413 dan 418 Masehi, yang dicatat dalam catatan sejarah Cina, yaitu Dinasti Song Shu dan Dinasti Nan Qi Shu.
Dalam catatan tersebut, kerajaan Kutai disebut sebagai Ku-ta atau Ku-tien, yang berarti "Tanah Kutai".
Baca Juga: Misteri Asal-Usul dan Kejayaan Kerajaan Tarumanegara yang Menguasai Jawa Barat
Kerajaan ini juga disebut sebagai kerajaan yang makmur, damai, dan berbudaya tinggi.
Peninggalan Kerajaan KutaiKerajaan Kutai meninggalkan banyak peninggalan yang masih bisa dilihat hingga kini, baik berupa bangunan, artefak, maupun tulisan.
Salah satu peninggalan yang paling penting adalah prasasti Yupa, yang merupakan prasasti berupa tiang batu yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Prasasti ini ditemukan di Muara Kaman, Kalimantan Timur, pada tahun 1879 oleh seorang penjelajah Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz.
Prasasti ini berisi tentang riwayat hidup dan kegiatan upacara Mulawarman, serta nama-nama raja sebelumnya, yaitu Kudungga dan Aswawarman.
Prasasti ini menjadi bukti sejarah tertua tentang kerajaan Hindu di Nusantara.
Selain prasasti Yupa, peninggalan lain yang masih bisa dilihat adalah candi-candi yang dibangun oleh Mulawarman dan raja-raja Kutai lainnya.
Beberapa candi yang terkenal adalah Candi Agung, Candi Laras, Candi Nila, Candi Telaga Batu, dan Candi Muara Jawa.
Candi-candi ini berbentuk stupa atau lingga, yang melambangkan dewa Wisnu atau Siwa.
Candi-candi ini juga dihiasi dengan relief dan patung yang menggambarkan adegan-adegan dari cerita-cerita Hindu, seperti Ramayana dan Mahabharata.