Kisah Raja Faisal, Sang Pemberani yang Menantang AS demi Kemerdekaan Palestina

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Kisah Raja Faisal sosok yang menantang AS demi kemerdekaan Palestina.
Ilustrasi - Kisah Raja Faisal sosok yang menantang AS demi kemerdekaan Palestina.

Intisari-online.com - Raja Faisal bin Abdul Aziz adalah salah satu penguasa Arab Saudi yang paling dihormati dan diingat dalam sejarah.

Dia adalah putra dari pendiri Kerajaan Arab Saudi, Raja Abdul Aziz, yang berhasil menyatukan berbagai suku dan wilayah di bawah bendera Arab Saudi pada 1932.

Raja Faisal memerintah Arab Saudi pada 1964 setelah sebelumnya menjabat sebagai Perdana Menteri dan Duta Besar Arab Saudi untuk PBB.

Salah satu hal yang membuat Raja Faisal terkenal adalah sikapnya yang tegas membela Palestina.

Dia dengan tegas menolak dukungan terhadap Amerika Serikat (AS) terkait keputusan Negeri Paman Sam yang membela Israel dalam penjajahan di wilayah Palestina.

Raja Faisal menganggap Israel sebagai musuh utama Arab dan Islam, dan berkomitmen untuk menghapusnya dari peta dunia.

Dukungan bagi Palestina dan perlawanan terhadap Israel ini juga yang mendorong Raja Faisal juga memberlakukan boikot suplai minyak pada negara-negara barat pada 1973.

Dampak boikot itu begitu dahsyat sehingga menyebabkan krisis minyak dunia.

Raja Faisal ingin menekan AS dan sekutunya agar menghentikan bantuan militer dan politik kepada Israel, dan mendukung hak-hak rakyat Palestina untuk mendapatkan tanah air mereka kembali.

Raja Faisal juga menjalankan kebijakan-kebijakan yang membuka ruang bagi modernisasi di Arab Saudi.

Ia misalnya memaklumkan penghapusan perbudakan dan penyusunan Undang-Undang Perburuhan.

Baca Juga: Primbon Jawa Ungkap Ciri-Ciri Presiden 2024 yang Akan Membawa Indonesia ke Tingkat Lebih Tinggi

Sang raja juga mendorong pembaruan dalam bidang pendidikan dan kesehatan.

Raja Faisal juga berusaha meningkatkan hubungan dengan negara-negara Islam lainnya, dan mendirikan Organisasi Konferensi Islam (OKI) pada 1969.

Namun, 46 tahun lalu, tepatnya pada 25 Maret 1975, Raja Faisal tewas di tangan Pangeran Faisal bin Mussaid, yang merupakan keponakan dari sang raja.

Motif pembunuhan itu masih menjadi misteri, namun ada spekulasi bahwa Pangeran Faisal bin Mussaid terpengaruh oleh ideologi komunis dan tidak setuju dengan kebijakan Raja Faisal.

Raja Faisal meninggalkan warisan yang besar bagi Arab Saudi dan dunia Islam.

Dia dianggap sebagai salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam abad ke-20 oleh majalah Time.

Dia juga mendapat penghargaan dari berbagai negara, termasuk Medali Emas Kongres dari AS pada 1976.

Raja Faisal tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang yang mengagumi keberaniannya, kebijaksanaannya, dan kecintaannya terhadap Palestina.

Artikel Terkait