Mobil merupakan salah satu alat tarnsportasi yang menyumbang gas CO2 ke udara. Salah satu keburukan CO2 adalah menyumbang efek gas rumah kaca yang mengarah ke pemanasan global. Rata-rata emisi CO2 sebuah kendaraan baru adalah 160 g per kilometer. Emisi akan bertambah jika terjadi kemacetan dan mobil bertambah tua.
Nah, untuk mengurangi emisi CO2 dalam berkendara, salah satunya dengan melakukan eco-driving. Bisa disingkat ini menyetir sesuai dengan prinsip ramah lingkungan. Dampak eco-driving tak hanya mengurangi emisi CO2, tapi dapat menghemat BBM dan polusi suara.
Ada banyak prinsip-prinsip yang bisa kita terapkan dalam eco-driving, seperti yang ditulis di buku hidup hirau hijau.
- Panaskan mobil sebentar saja karena mobil sekarang ini dirancang untuk cepat panas. Ingat, memanaskan mobil terlalu lama akan memboroskan bensin.
- Menyetirlah dengan kalem, dalam arti jangan mengubah kecepatan secara tiba-tiba. Naikkan kecepatan secara perlahan. Begitu mobil dinyalakan, tunggu 5 detik sebelum mencapat 20 km/jam. Demikian sebaliknya, turunkan kecepatan secara perlahan.
- Usahakan menginjak gas seminim mungkin. Menyetirlah dengan konsisten. Atur pada kecepatan tetap (40 - 50 km/jam), hindari mengebut karena mengemudi dengan agresif bisa memboroskan 33% bensin dibandingkan dengan kecepatan normal. Ingat, kita bukan sedang balapan di jalan raya.
- Cek tekanan angin ban mobil. Jika tekanan kurang maka kelembaman kendaraan akan menurun sehingga dibutuhkan energi yang lebih banyak untuk bergerak. Ban yang kurang angin menambah konsumsi bensin sampai 3% dan menambah emisi gas sampai 5%, juga dapat membahayakan pergerakan mobil.
- Matikan mesin kendaraan kalau sedang menunggu atau berhenti lebih dari 30 detik. Menyalakan mesin kembali ternyata lebih sedikit menghabiskan energi dibanding kalau mesin dibiarkan menganggur selama 10 detik.
- Tukar persneling ke netral kalau akan berhenti di lampu merah. Hal ini juga berlaku untuk mobil berpersneling otomatis.
- Kendarai kendaran di gigi tinggi pada kecepatan rendah. Posisi gigi transmisi tinggi lebih hemat bahan bakar.
- Turunkan kecepatan di jalan menanjak.
- Periksa barang-barang yang ada di mobil. Jika tidak berguna betul keluarkan saja sebab beban berlebihan akan mempengaruhi aerodinamika mobil dan mengurangi efisiensi bahan bakar.
- Jika jarak yang ditempuh dekat, hindari pemakaian mobil sebab mesin yang dingin mengonsumsi bensin 2 kali lebih banyak.
- Rencanakan rute yang akan kita lalui untuk menghindari kemacetan. Macet berarti boros bensin dan emosi terpancing untuk menggeber mesin ketika jalan mulai lowong.
- Rawat kendaraan secara teratur untuk memastikan mesin dalam kondisi yang terbaik.
- Gunakan bensin beroktan tinggi karena pembakarannya lebih sempurna dan bersih sehingga lebih hemat dalam jangka panjang.
Nah, sederhana kan ber-
eco driving? Masalahnya, niat enggak kita?