Intisari-Online.com - Kalau sehat dimulai dari diri sendiri, maka tak salah kalau mengatakan ‘hijau’ juga dimulai dari diri sendiri. Kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan nyatanya memang makin tinggi. Gerakan kepedulian untuk lingkungan yang lebih baik mulai terasa gaungnya di mana-mana.
Boleh kita tengok dunia maya kita, tempat berbagai artikel gerakan hidup ‘hijau’ atau ramah lingkungan banyak berseliweran. Belum lagi tokoh-tokoh gerakan ‘hijau’ yang mulai berani naik podium dan menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan. Semuanya ini untuk satu tujuan mulia, yaitu menyelamatkan kehidupan masa mendatang.
Memulai gerakan atau gaya hidup hijau sebetulnya tak sesulit yang dibayangkan. Tak perlu pula repot-repot mengatur acara festival ‘hijau’ atau rajin-rajin mengadakan konferensi pers terkait masalah lingkungan hidup. Gerakan ‘hijau’ boleh jadi dimulai dari diri sendiri, di rumah Anda sendiri.
Rumah, tempat kembali dan beristirahat dari segala keriuhan aktivitas boleh jadi pedang bermata dua. Sebagai tempat berlindung dari ganasnya alam, ia bisa ancaman bagi alam itu sendiri. Bukan tidak mungkin, rumah tempat kita menyandarkan kepala jadi perusak alam melalui gas rumah kaca yang dihasilkannya.
Data mencatat bahwa 30% dari seluruh gas rumah kaca yang ada berasal dari rumah tangga. Bahan-bahan bangunan seperti semen turut menyumbang gas rumah kaca sebesar 5%. Selain itu, penggunaan alat-alat elektronik seperti pendingin udara (AC), televisi, kulkas, pemanas air, turut menyumbang gas rumah kaca seperti CO2 ke atmosfer.
Lembaga Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat mencatat satu rumah mengeluarkan 7,4 metrik ton gas CO2 per tahunnya. Seperti yang kita ketahui pembangkit listrik umumnya masih menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara. Asap yang ditimbulkan dari pembakaran batu bara tentu saja tidak sedikit. Artinya, semakin sedikit penggunaan listrik, maka semakin sedikit pula batu bara yang harus dibakar.
Tak ada salahnya merubah rumah kita menjadi lebih hijau dari sebelumnya. Toh, dengan demikian kita turut pula menjaga kelestarian Bumi kita tercinta. Untuk itu, mari tengok rumah dari pelatarannya.
Kebun
Memiliki kebun adalah anugerah tersendiri bagi pemilik rumah. Lahan kosong dengan tanaman memberikan kecantikan tersendiri. Namun dari sinilah gaya hidup hijau bisa dilakukan.
Membuat Biopori
Membuat biopori atau lubang resapan sangat berguna terutama bagi mereka yang masih berada di daerah rawan banjir. Selain itu, biopori berguna untuk meningkatkan kadar air dalam tanah. Bagi mereka yang menggunakan air tanah untuk keperluan sehari-hari seperti mandi dan mencuci, keberadaan biopori tentu sangat membantu.
Untuk membuat biopori di rumah Anda, cukup ikuti langkah sederhana ini.
Dari kebun, marilah kita mulai beranjak memasuki rumah. Tentu saja Anda akan mempersilahkan tamu masuk bukan?
Ruang tamu
Penulis | : | Jeffrey Satria |
Editor | : | Jeffrey Satria |
KOMENTAR