Polusi Udara, Penyebab Utama Kematian

vanesa

Editor

Polusi Udara, Penyebab Utama Kematian
Polusi Udara, Penyebab Utama Kematian

Intisari-Online.com - Rumah seharusnya menjadi tempat nyaman bagi anak dan keluarga serta terlindung dari ancaman polusi udara. Namun, rumah yang sering ditutup rapat dan mengandalkan AC dapat menjadi sumber polusi udara dalam ruang dan sumber alergi serta asma pada keluarga kita. Jika tidak diatasi, dapat memicu penyakit pernapasan yang merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia, seperti contohnya kanker paru-paru yang mengancam jiwa.

Badan Perlindungan Lingkungan AS (US EPA) menyatakan, polusi udara dalam ruang mencapai 2 - 5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan polusi luar ruangan. Hal ini disebabkan cara pembangunan rumah yang semakin rapat sehingga mengurangi laju sirkulasi udara. Akhirnya polutan udara seperti debu, spora jamur, bulu binatang, gas kendaraan, unsur kimia bahan pembangunan rumah dan lainnya, menumpuk dalam konsentrasi tinggi dan terjebak dalam ruang rumah kita.

Berdasarkan survei Bank Dunia 2004, Jakarta menduduki peringkat ke-9 untuk kota yang memiliki kadar partikel debu dalam udara tertinggi di dunia. Jakarta juga menempati peringkat ke-3 setelah Mexico City, Meksico dan Bangkok, Thailand dalam masalah tingkat polusi udara terburuk.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2007 juga menyebutkan bahwa kondisi udara yang tidak bersih dan cuaca yang berubah-ubah merupakan salah satu pemicu infeksi saluran pernapasan (ISPA) selain alergi dan asma. Penduduk Indonesia dan Jakarta yang mengidap ISPA diperkirakan sekitar 25,50 persen. Dalam tiga tahun belakangan, ISPA menempati peringkat pertama dari 10 penyakit yang paling banyak diderita masyarakat. Berdasarkan data dari World Allergy Organization (WAO) 2011 menunjukkan bahwa penderita alergi di Indonesia juga terus meningkat 30-40 persen setiap tahunnya.

Keadaan udara luar yang tidak sehat ditambah rumah di Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia dibangun semakin rapat menjadi pemicu meningkatnya angka penderita ISPA juga. Rumah yang rapat – tight building – dibuat agar kerja AC tidak berat dan ruangan cepat dingin tetapi malah menjadi sumber penyakit kita terutama alergi dan asma. Dengan kondisi udara yang tingkat polusinya tinggi, udara rumah lebih mudah terpolusi dan AC maupun pembersih udara biasa tidak begitu membantu bagi mereka penderita akut. Polutan dalam ruang terus berputar dan dihirup oleh anak-anak serta keluarga kita karena sebagian besar waktu mereka dihabiskan dalam ruang rumah.

Salah satu solusinya adalah dengan memastikan sirkulasi udara rumah kita lancar. Kebanyakan polutan udara dalam ruang rumah yang disebutkan beterbangan dalam udara rumah. Sirkulasi udara yang baik dapat mengurangi udara terpolutan dengan efisien. Udara ‘tua’ atau terpolutan dalam ruang rumah dapat digantikan dengan udara luar yang sudah dibersihkan dan disaring sehingga rumah kita selalu bersih, nyaman, dan segar.

Sirkulasi udara rumah dapat diperbaiki dengan menggunakan ventilasi mekanika seperti Energy Recovery Ventilator(ERV) yang sudah sejak lama marak digunakan di Amerika dan Eropa untuk mengurangi serangan alergi dan asma terutama pada anak-anak. ERV dirancang untuk mengganti udara dalam rumah dengan udara luar yang sudah dibersihkan dan disesuaikan dengan suhu dalam ruang agar kita tetap merasa nyaman. Pengoperasian ERV juga dinilai sangat hemat listrik – hanya menggunakan sejumlah watt untuk menyalakan satu bohlam. US EPA juga menyebutkan ventilasi mekanis seperti ERV dapat menyingkirkan polutan udara lebih efektif dan dengan efek samping kesehatan yang lebih minim dari mesin pembersih udara yang mengeluarkan ozon dan sebagainya.

Ibaratnya, minum delapan gelas air yang sudah difilter dan diproses agar benar bersih demi menjaga kesehatan tubuh sehari-hari, begitulah dengan menghirup udara bersih. Setiap kali kita bernapas dan menghirup udara, pastikan kita tidak memasukkan polutan penyebab ISPA maupun alergi dan asma ke tubuh kita serta keluarga. Jangan mau menimbun polutan yang berdampak kematian, hiruplah udara bersih mulai hari ini.