Inilah arti qada dan qadar juga perbedaan antara keduanya. Terlepas dari itu, percaya terhadap qada dan qadar adalah bagian Rukun Iman.
Intisari-Online.com -Siapa di sini yang masih hapal Rukun Iman?
Masih ingat tidak Rukun Iman yang nomor 6?
Benar, itu adalah iman kepada qada dan qadar.
Lalu apa arti qada dan qadar?
Iman kepada qada dan qadar Allah artinya sebagai umat Islam kita harus percaya kepada ketentuan Allah SWT.
Dengan beriman pada qada dan qadar kita bisa terhindar dari sifat sombong, membantu kita untuk selalu berhusnuzan (baik sangka), terhindar dari sifat ragu serta penakut, dan melatih kesabaran.
Untuk menumbuhkan kepercayaan ini tentunya kita perlu memahami terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan qada dan qadar ini?
Dan, apa perbedaan di antara keduanya?
Perbedaan Qada dan Qadar
Pengertian
Terkait dengan perbedaanya kita dapat melihatnya dari segi pengertian kedua istilah ini.
Mengutip dari buku Aqidah Akhlak, qada secara bahasa dapat diartikan sebagai ketentuan.
Sementara itu, secara istilah qada merupakan ketentuan Allah SWT yang bersifat umum atas semua makhluk yang sifatnya azali atau kekal.
Maksud dari ketentuan yang bersifat umum ini adalah hukum yang bersifat umum, misalnya hukum keberhasilan dan kegagalan.
Adapun qadar secara bahasa dapat diartikan sebagai ketetapan atau ukuran.
Secara istilah qadar merupakan perwujudan ketentuan atau hukum Allah SWT (qada) atas semua makhluk-Nya jika syarat-syarat terpenuhi.
Qadar ini lebih bersifat spesifik dan berdasarkan pada ikhtiar serta doa seseorang.
Dalil yang Mengatur
Perbedaan selanjutnya ada pada dalil atau ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas keduanya.
Qada dijelaskan dalam beberapa surah berikut ini.
QS. Al – Isra’ : 23 tentang perintah.
QS. Ali Imron : 47 tentang kehendak.
QS. Fussilat : 12 tentang menjadikan dan mewujudkan.
QS. An – Nisa’ : 65 tentang keputusan atau hukum.
Sementara itu, qadar diatur dalam beberapa surah berikut ini.
QS. Fussilat : 10 tentang mengatur atau menentukan sesuatu menurut batas – batasnya.
QS. Al – Mursalat : 23 tentang kepastian dan ketentuan.
QS. Ar – Ra’du : 17 tentang ukuran.
QS. Al – Baqarah : 236 tentang kemampuan dan kekuasaan.
Ketetapan
Perbedaan yang ketiga terletak pada ketetapannya.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa qadar merupakan suatu ketetapan yang berdasarkan pada ikhtiar dan doa seseorang.
Artinya, qadar ini masih bisa berubah apabila manusia mau untuk berusaha dengan sungguh-sungguh ini mendapatkannya.
Contoh
Contoh qada yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, ajal seseorang yang tidak diketahui oleh siapa pun kecuali Allah SWT dan tidak dapat berubah.
Contoh lainnya adalah hukum umum keberhasilan dan kegagalan yang sudah ada sejak dahulu.
Hukum umum keberhasilan mengatakan bahwa keberhasilan itu akan diperoleh dengan kerja keras.
Sedangkan, hukum umum kegagalan mengatakan bahwa kegagalan merupakan akibat dari kemalasan seseorang.
Sementara itu, contoh dari qadar dapat kita temukan pada keberhasilan seseorang yang didapatkan dari kerja kerasnya.
Keberhasilan tersebut dapat dalam hal pendidikan maupun karir.