Intisari-Online.com -Tari adalah salah satu bentuk ekspresi seni yang paling tua dan paling universal.
Tari dapat menggambarkan berbagai emosi, cerita, budaya, dan nilai-nilai manusia.
Di Indonesia, terdapat banyak contoh tari kreasi berpolakan tradisi yang menunjukkan bagaimana tarian klasik dapat dimodifikasi sesuai dengan perkembangan zaman.
Apa sajakah itu? Simak artikel berikut ini.
Definisi dan karakteristik tari kreasi baru
Dilansir dari Kompas.com, tari kreasi baru merupakan salah satu ragam tarian yang sering ditampilkan oleh masyarakat Indonesia.
Dalam buku Tari Dinggu: Dulu dan Sekarang (2018), Anthi Max menyatakan bahwa tari kreasi baru adalah tarian klasik yang telah dimodifikasi sesuai perkembangan zaman.
Walaupun telah dimodifikasi, tarian ini masih mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, sehingga masih memiliki arti dan pesan.
Diambil dari buku Lebur! Musik dan Pertunjukan dalam Masyarakat Madura (2002) karya Helene Bouvier, tari kreasi baru mengekspresikan keinginan seseorang.
Artinya jenis tarian ini menampilkan sisi emosional dan keinginan seseorang melalui gerakan dan ekspresi yang ditunjukkan.
Berikut adalah beberapa karakteristik dari tari kreasi baru:
Baca Juga: 4 Fungsi Musik dalam Tradisi Masyarakat Indonesia, Tak Hanya Upacara
* Pola tariannya tidak terbatas
Salah satu karakteristik dari tari kreasi baru adalah pola tariannya tidak terbatas. Namun, tetap memperhatikan aspek keindahan.
Tidak terbatas dalam artian koreografinya tidak mengikuti aturan yang sudah ditetapkan, seperti halnya tari tradisional. Demikian juga dengan musik dan ekspresinya.
* Gerakannya masih berdasarkan pada tari tradisional
Tari kreasi baru adalah bentuk adaptasi dari tarian tradisional. Artinya gerakan tariannya masih berdasarkan pada koreografi tari tradisional.
* Adanya nuansa sosial
Nuansa sosial artinya tarian ini dapat ditampilkan secara bersama-sama atau diikuti oleh masyarakat sekitar.
Sehingga menciptakan rasa persaudaraan atau keakraban.
* Tata rias dan busana yang tidak terikat
Karakteristik dari tari kreasi baru adalah tata rias dan busananya tidak terikat.
Sama seperti pola tariannya yang tidak terbatas, tata rias dan busana dalam tari kreasi baru juga cenderung tidak terikat atau tidak memiliki aturan yang baku.
Baca Juga: Cara Mewariskan Tradisi Lisan, Intinya Ada pada Nilai-nilai Budaya
Tari kreasi baru pola tradisional
Melansir Gramedia.com, jenis tari kreasi baru pola tradisional adalah tarian yang mengalami beberapa perubahan pada konsep tarian yang sudah ada sebelumnya.
Makna dan pesan yang terkandung dalam tari tradisional sebelumnya tetap dipertahankan, namun dibuat lebih kreatif agar sesuai dengan zaman sekarang.
Walaupun seniman melakukan beberapa inovasi, biasanya para seniman tari kreasi baru pola tradisional masih memakai properti tradisional.
Berikut adalah beberapa contoh dari tari kreasi baru tradisional:
* Nguri dari NTB
Tari Nguri adalah salah satu tari asli Nusa Tenggara Barat yang berasal dan berkembang pada zaman kerajaan Sumbawa. Menurut sejarahnya, tari Nguri awalnya hanya ditampilkan untuk menghibur raja, namun sekarang tari Nguri bisa ditampilkan untuk menyambut tamu.
Jika dilihat lebih detail, tari kreasi asal Sumbawa ini termasuk tari kreasi baru yang paling tua di Indonesia. Tari ini sudah ada sejak awal abad ke 20. Nguri sudah menjadi hidangan untuk para tamu penting yang berkunjung ke NTB.
* Tari Merak
Tari Merak adalah salah satu tari kreasi baru tradisi yang cukup populer. Namun, banyak orang salah mengira bahwa tari ini adalah tarian khas daerah Sunda. Padahal, tari Merak diciptakan oleh para seniman di Jawa Barat.
Tarian ini memang berasal dari Jawa Barat yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang seniman Sunda bernama Raden Tjetjep Somantri. Jenis tari kreasi baru ini sesuai dengan namanya, yaitu terinspirasi dari burung merak dan perilakunya.
Salah satu daya tarik dari tari Merak adalah kostumnya. Kostum dari tari Merak sangat unik karena menyerupai seekor merak. Biasanya, kostum yang dipakai oleh penari Merak dibuat mirip seperti burung merak dengan bulu yang beraneka warna.
* Tari Rara Ngigel
Contoh tari kreasi baru lainnya adalah tari Rara Ngigel dari Yogyakarta. Tarian ini adalah salah satu tari kreasi yang dibuat oleh putri seniman terkenal yaitu Bagong Kusudiardjo.
Tari ini menceritakan tentang seorang gadis yang beranjak dewasa. Dalam pergaulannya, gadis itu bertemu dengan seorang laki-laki. Karena itu, tari ini ditampilkan oleh sepasang penari laki-laki dan perempuan.
* Tari Kupu-Kupu
Salah satu tari kreasi baru dari Bali adalah tari Kupu-kupu. Tarian ini sering ditampilkan pada acara internasional. Sesuai dengan namanya, tari kupu-kupu adalah visualisasi dari gerak seekor kupu-kupu.
Kostum yang dipakai sangat modern dengan corak warna yang mencolok. Para penari juga memakai properti untuk menunjukkan seekor kupu-kupu yang indah.
* Tari Manipuren
Dari pulau Jawa, ada tari kreasi baru bernama tari Manipuren yang meniru tarian India. Nama tarian ini berasal dari salah satu daerah di India bagian Timur yaitu daerah Manipur.
Pencipta dari tari Manipuren adalah S. Maridi yang terinspirasi oleh gadis desa dari Manipur, tepatnya gadis yang berada di pinggir Sungai Gangga. Hal itu kemudian menjadi ide dan terciptalah tarian Manipuren, tari India dari pulau Jawa.
Kisah #MencariIndonesia #KitaDigdaya merupakan bagian tema histori, biografi, dan tradisi untuk perayaan 60 tahun Intisari.
Baca Juga: Inilah Kegiatan Gotong Royong yang Dilakukan Tradisi Ngayah di Bali