Dirjen Kebudayaan Berharap Budaya Panji Menjadi Basis Ekspresi-ekspresi Baru Di Asia Tenggara

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Pembukaan ASEAN Panji Festival 2023 yang berlangsung di Gedung Lab ISI Yogyakarta, menghadirikan para penari dari 9 negara ASEAN.
Pembukaan ASEAN Panji Festival 2023 yang berlangsung di Gedung Lab ISI Yogyakarta, menghadirikan para penari dari 9 negara ASEAN.

Pembukaan ASEAN Panji Festival 2023 yang berlangsung di Gedung Lab ISI Yogyakarta, menghadirikan para penari dari 9 negara ASEAN.

Intisari-Online.com -Pembukaan ASEAN Panji Festival (APF) 2023 berlangsung sangat meriah.

Pada acara yang berlangsung di Gedung Laboratorium Institute Seni Indonesia Yogyakarta pada Jumat (13/10) malam itu, hadir Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid.

Dalam pernyataannya sebelum pembukaan, Fay, sapaan akrabnya, berharap, budaya Panji bisa menjadi basis ekspresi-ekspresi yang sama sekali baru di Asia Tenggara.

"Bisa berupa komik, film, atau sastra yang lebih kontemporer," ujar penulis buku Kisah Tiga Patung itu.

Acara pembukaan APF tidak hanya dimeriahkan oleh penari-penari dari Indonesia.

Ada juga penari-penari dari negara-negara ASEAN lainnya yang hadir untuk menampilkan keterampilan terbaik mereka.

Negara-negara ASEAN yang terlibat dalam pembukaan APF ini adalah Filipina, Kamboja, Vietnam, Laos, Myanmar, Thailand, Singapura, dan Malaysia.

Yang menarik, para penari yang berasal dari lintas negara itu menampilkan sajian tari kolaborasi yang berpusat pada kisah Panji, epos romantis yang telah ditetapkan UNESCO sebagai Memory of the Word (MoW) pada 2017 lalu.

Cerita Panji
Cerita Panji

Sebagai informasi, Cerita Panji adalah produk kebudayaan yang berasal dari Jawa Timur.

Secara garis besar, ia menceritakan kisah cinta antara Raden Panji Asmarabangun atau Panji Inukertapati dari Kerajaan Jenggala dan Dewi Sekartaji atau Dewi Candrakirana dari Kerajaan Panjalu.

Kisah Panji termaktub dalam relief di belasa candi di Jawa Timur, ia juga dikisahkan dalam banyak naskah kuno, juga disajikan dalam banyak pertunjukan.

Cerita Panji juga dipacak sebagai seni rupa berbentuk wayang dan topeng, serta dilukiskan menjadi motif batik sebagai presentasi etis dan estetis sekaligus.

"Cerita Panji adalah pusaka leluhur Nusantara yang masih tetap relevan bagi kehiduap sekarang dan masa mendatang," kata Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti dalam sambutan untuk buku panduan APF.

Artikel Terkait