Intisari-Online.com - Kepolisian negara bagian New York, Amerika Serikat, sedang mengusulkan disahkannya penggunaan ‘textalyzers’ yang dapat membantu mengetahui apakah seorang pengemudi sedang mengetik saat sebuah kecelakaan terjadi.
Pemindai ini nantinya akan berperan seperti 'breathalyzer' yang biasanya digunakan untuk menangkap pengemudi mabuk. Jika diterapkan, teknologi forensik mobile ini akan menjadi yang pertama yang digunakan di kepolisian AS.
Dikembangkan oleh para penegak hukum New York, pemindai ini dinyatakan tidak akan mengakses data pribadi pengemudi sehingga tidak akan melanggar privasi seseorang.
Meskipun demikian, New York Civil Liberties Union mengecam rancangan undang-undang tersebut, yang dikatakan menimbulkan sejumlah tantangan.
"Terganggu mengemudi merupakan masalah keselamatan publik serius, tapi RUU ini sakit dan sesat, dan penuh dengan masalah hukum," kata Direktur Eksekutif NYCLU Donna Lieberman, dalam sebuah pernyataan.
"Usulan ini cenderung akan menyalahkan kecurigaan dan rasa bersalah untuk berbagai kegiatan halal, dan mengundang polisi untuk merebut telepon tanpa pembenaran atau surat perintah," tambah Lieberman.
Meskipun New York 'textalyzer' masih pada tahap konsep, teknologi serupa sebenarnya sudah tersedia bagi para polisi. Perusahaan Israel Cellebrite, yang dikabarkan telah membantu FBI membuka iPhone penembak San Bernardino, menawarkan produk forensik mobile yang dapat membuka data dari smartphone.
Teknologi yang diperkenalkan pada 2015 ini dapat mengekstrak dan membongkar berbagai data perangkat mobile seperti daftar panggilan, kontak, kalender, file media dan pesan teks. Teknologi ini berfokus pada perangkat mobile, dan tidak perlu untuk memanfaatkan informasi jaringan dari orang lain seperti operator.
Perusahaan mengatakan bahwa, meski teknologi ini dapat melakukan penggalian informasi spesifik, namun tetap dapat menjaga privasi data lain yang tersimpan di perangkat.(foxnews.com)