Bagaimana Cara Menyikapi Generasi Muda yang Lebih Suka Makanan Asing Daripada Makanan Tradisional

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Bagaimana menyikapi generasi muda yang lebih suka makan junk food daripada makanan tradisional.
Bagaimana menyikapi generasi muda yang lebih suka makan junk food daripada makanan tradisional.

Intisari-online.com - Dalam soal PKN kelas VII memuat soal dengan narasi sebagai berikut ini:

Banyak remaja saat ini yang gemar makanan kekinian seperti fried chicken, burger, hingga minuman bubble dan sebagainya yang dijual oleh resto-resto modern bermerek asing, dan merasa malu membeli makanan tradisional.

Padahal para ahli kuliner dunia menyebut makanan kekinian itu junk food yang tidak sehat atau ‘makanan tidak sehat/kurang nutrisi’.

Mereka sangat menghargai makanan tradisional karena masing-masing sangat khas.

Menurut kalian, mengapa banyak remaja menyukai makanan tidak sehat tersebut?

Sikap kalian sendiri bagaimana terhadap makanan tradisional yang dihargai para ahli kuliner dunia?

Nah, kali ini Intisari Online, akan mencoba membantu menjawab pertanyaan dari narasi di atas sebagai berikut ini.

Jawaban:

Banyak remaja saat ini yang menyukai makanan tidak sehat karena beberapa alasan, antara lain:

1. Makanan tidak sehat biasanya memiliki rasa yang enak, manis, asin, atau gurih, yang dapat memicu pelepasan dopamin di otak.

Dopamin adalah zat kimia yang memberikan rasa senang dan puas. Remaja memiliki lebih banyak reseptor dopamin di otak daripada orang dewasa, sehingga pengalaman rasa senang mereka terasa lebih kuat dibandingkan orang dewasa.

Baca Juga: Apa yang Kalian Lakukan Untuk Mengembangkan Wilayah yang Sempit dan Kotor di Wilayah Perkotaan

2. Makanan tidak sehat juga sering dikaitkan dengan gaya hidup modern, trendi, dan bergengsi. Remaja yang mengonsumsi makanan tidak sehat mungkin merasa lebih percaya diri, populer, atau diterima oleh teman-temannya.

Mereka juga mungkin terpengaruh oleh iklan, media sosial, atau selebriti yang mempromosikan makanan tidak sehat.

3. Makanan tidak sehat juga lebih mudah didapatkan, murah, dan praktis.

Remaja yang sibuk dengan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, atau hobi mungkin tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk memasak atau membeli makanan sehat.

Mereka juga mungkin tidak menyadari dampak negatif dari makanan tidak sehat bagi kesehatan jangka panjang mereka.

Sikap saya sendiri terhadap makanan tradisional adalah menghargai dan mencintai.

Saya berpikir bahwa makanan tradisional memiliki nilai budaya, sejarah, dan kearifan lokal yang sangat tinggi.

Makanan tradisional juga biasanya lebih sehat, bergizi, dan alami daripada makanan tidak sehat.

Makanan tradisional juga dapat menunjukkan identitas dan kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan keragaman.

Saya berharap bahwa remaja Indonesia dapat lebih sadar dan peduli terhadap makanan tradisional dan menjaga keseimbangan antara makanan tidak sehat dan makanan sehat.

Artikel Terkait