Intisari-online.com - Dalam soal PKN kelas VII halaman 62 memuat soal berjudul "Kenali berita-berita palsu atau hoax yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan. Apa saja contohnya?"
Kali ini, Intisari Online akan membantu memberikan jawaban terkait pertanyaan di atas.
Jawaban :
Berita-berita palsu atau hoax adalah berita bohong atau tipuan yang dibuat dan disebarluaskan dengan tujuan tertentu, misalnya untuk menipu, menghasut, atau merusak reputasi seseorang atau kelompok.
Berita hoax dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa jika berita tersebut mengandung unsur SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), ujaran kebencian, fitnah, provokasi, atau informasi yang menyesatkan.
Apa saja contohnya?
Berikut ini beberapa contoh berita hoax yang pernah beredar di Indonesia dan berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa:
Berita hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet
Pada tahun 2018, aktivis Ratna Sarumpaet mengaku dianiaya oleh orang tak dikenal di Bandung dan menunjukkan foto wajahnya yang bengkak dan memar.
Foto tersebut kemudian viral di media sosial dan menimbulkan simpati dari berbagai pihak, termasuk tokoh-tokoh politik.
Namun, ternyata foto tersebut adalah hasil operasi plastik yang dilakukan Ratna Sarumpaet di sebuah klinik kecantikan.
Ratna Sarumpaet kemudian mengakui kebohongannya dan meminta maaf kepada publik.
Berita hoax ini dapat memicu konflik politik dan sosial karena Ratna Sarumpaet merupakan salah satu pendukung calon presiden nomor urut 02 pada Pilpres 2019.
Baca Juga: Apa Saja Kewajiban dan Hak Anda Di Rumah, di Sekolah, Serta di Lingkungan Sekitar
Berita hoax gempa susulan di Palu
Pada tahun 2018, terjadi gempa bumi dan tsunami yang melanda kota Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah.
Bencana ini menelan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
Di tengah kondisi darurat tersebut, beredar berita hoax yang menyebarkan informasi bahwa akan terjadi gempa susulan yang lebih besar dari gempa sebelumnya.
Berita hoax ini membuat masyarakat panik dan khawatir akan keselamatan mereka.
Padahal, informasi tersebut tidak memiliki dasar ilmiah dan tidak berasal dari sumber resmi seperti BMKG.
Berita hoax jual Bali untuk utang negara
Pada tahun 2017, beredar berita hoax yang menyatakan bahwa pemerintah Indonesia menjual pulau Bali kepada China untuk membayar utang negara.
Berita hoax ini menimbulkan kegaduhan di kalangan masyarakat, terutama warga Bali yang merasa terancam kedaulatan dan identitas budayanya.
Padahal, berita tersebut tidak memiliki bukti yang valid dan bertentangan dengan fakta bahwa utang Indonesia kepada China tidak sebesar yang diberitakan.
Berita hoax penculikan anak
Baca Juga: Beragam Makna Puisi Perjuangan Karangan Chairil Anwar, Diponegoro dan Antara Karawang Bekasi
Pada tahun 2016, beredar berita hoax yang menyebarkan isu bahwa ada sindikat penculikan anak yang beroperasi di berbagai daerah di Indonesia.
Berita hoax ini menyertakan foto-foto anak-anak yang diklaim sebagai korban penculikan dan nomor telepon orang tua mereka.
Berita hoax ini menimbulkan rasa takut dan curiga di kalangan masyarakat, terutama orang tua yang khawatir akan keselamatan anak-anak mereka.
Padahal, foto-foto tersebut adalah foto-foto lama yang diambil dari media sosial atau situs lain dan nomor telepon tersebut adalah nomor acak yang tidak terhubung dengan orang tua korban.
Berita hoax telur plastik
Pada tahun 2015, beredar berita hoax yang menyebarkan informasi bahwa ada telur plastik atau telur palsu yang dijual di pasaran.
Berita hoax ini menyertakan video atau foto yang menunjukkan ciri-ciri telur plastik, seperti bentuknya tidak sempurna, kulitnya licin, kuning telurnya keras, dan putih telurnya encer.
Berita hoax ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama konsumen telur yang khawatir akan kesehatan mereka.
Padahal, berita tersebut tidak memiliki dasar ilmiah dan tidak berasal dari sumber resmi seperti BPOM atau Kementerian Pertanian.
Itulah beberapa contoh berita hoax yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk menghindari berita hoax, kita harus selalu kritis dan cermat dalam menerima informasi.
Kita harus memeriksa sumber, tanggal, fakta, dan logika dari berita yang kita baca atau dengar.
Kita juga harus mengecek kebenaran berita tersebut dengan menggunakan situs-situs faktual atau lembaga-lembaga resmi yang berwenang.
Jangan mudah percaya dan menyebarkan berita hoax karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan bijak dalam bermedia sosial. Semoga membantu!