Intisari-online.com - Gempa bumi bermagnitudo 6,4 mengguncang Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Jumat (30/6/2023) pukul 19.57 WIB.
Gempa ini dirasakan hingga se-Jawa Tengah, beberapa bagian di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Gempa bumi ini berasal dari 85 km Barat Daya Bantul.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai ancaman potensi gempa bumi dan tsunami di sepanjang Selatan Jawa, termasuk wilayah Yogyakarta.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam webinar "Potensi Gempa dan Tsunami di Selatan Jawa" pada Kamis (29/6/2023).
Dwikorita menjelaskan, berdasarkan kajian ahli dan pakar kegempaan, skenario terburuk.
Di antaranya adalah gempa bumi berkekuatan 8,8 magnitudo yang dapat memicu tsunami setinggi 20 meter di pantai selatan Jawa.
"Ini bukanlah ramalan, tapi hasil kajian ilmiah yang harus kita waspadai bersama," ujarnya.
Dwikorita menambahkan, potensi gempa dan tsunami di selatan Jawa cukup besar karena di sana terdapat zona subduksi atau pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia.
Zona subduksi ini merupakan sumber gempa bumi megathrust yang dapat menimbulkan gelombang tsunami.
Untuk mengantisipasi skenario terburuk tersebut, Dwikorita meminta kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah:
1. Memahami peta bahaya tsunami yang telah disusun oleh BMKG.
Peta ini menunjukkan daerah-daerah yang berisiko tinggi terkena tsunami jika terjadi gempa bumi di selatan Jawa.
2. Membangun sistem peringatan dini tsunami yang efektif dan efisien.
Sistem ini meliputi instalasi alat deteksi gempa dan tsunami, penyampaian informasi kepada masyarakat melalui media sosial, SMS, sirene, radio, dan televisi, serta simulasi evakuasi secara berkala.
3. Membangun infrastruktur yang tahan gempa dan tsunami, seperti gedung-gedung bertingkat, jembatan-jembatan, bendungan-bendungan, dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.
Membangun budaya sadar bencana di masyarakat, seperti mengenali tanda-tanda alam yang mengindikasikan adanya gempa atau tsunami, mengetahui jalur-jalur evakuasi dan tempat-tempat aman, serta memiliki perlengkapan darurat seperti obat-obatan, makanan, air minum, dan lampu.
Dwikorita berharap, dengan langkah-langkah tersebut, masyarakat dan pemerintah daerah dapat mengurangi dampak negatif dari gempa bumi dan tsunami di selatan Jawa.
"Kita harus bersiap-siap menghadapi ancaman ini dengan cara yang cerdas dan bijaksana. Jangan panik, tapi juga jangan abai," pesannya.