Intisari-Online.com – Sejak kecil kita semua sudah terbiasa menerima pekerjaan rumah dari guru. Namun PR ternyata berdampak buruk pada kesehatan anak, haruskah dilarang?
Data dari Trends in Math and Science Study (TIMSS) menunjukkan bahwa sejak sekolah dasar, anak-anak telah dibebani dengan PR yang banyak. Sekitar 10% dari anak-anak kelas empat mengaku setiap hari mengerjakan PR selama beberapa jam. Selain itu, satu dari lima anak kelas lima juga mengaku menghabiskan setidaknya 30 menit untuk mengerjakan PR matemaritika antara tiga atau empat kali seminggu.
Studi empiris menunjukkan bahwa PR yang terlalu banyak dan membebani anak membuat mereka mengalami kesulitan tidur. Selain itu, anak juga jadi menganggap PR sebagai sesuatu yang membuat stress.
Remaja yang sudah SMP dan SMA memiliki kemampuan lebih untuk berkonsentrasi dalam waktu lama. Mereka adalah kelompok umur yang sudah siap mengerjakan banyak PR. Namun, untuk anak Sekolah Dasar, 30 menit setiap hari saja sudah bisa membuat stress. Makin banyak PR, maka anak akan makin sulit tidur.
Menurut para peneliti, PR seharusnya baru mulai diberikan untuk remaja usia SMP. Saat SD, anak tidak boleh dibebani dengan pekerjaan rumah yang terlalu banyak. Mereka memang belum terlalu bisa berkonsentrasi dalam waktu lama dan mudah merasa stress bila ditekan.
(iflscience.com)